By Martin,S
(Mengenang 04 September 1999)
Di bawah langit biru Timor,
Hari baru perlahan menyapa,
Namun ingatan masih menyimpan luka,
Duka yang tak pernah sirna.
Pada fajar 4 September,
Saat mentari terbit di ufuk timur,
Terdengar jeritan nyawa yang hancur,
Diiringi tangis yang tak terbendung.
Hari itu, darah kembali membasahi tanah,
Rakyat Timor berjuang dan bertahan,
Melawan kekerasan, merajut mimpi,
Walau ancaman datang dari segala arah.
Namun di tengah gelapnya malam,
Ada cahaya yang tak pernah padam,
Kemenangan datang di ujung senja,
Membawa harapan yang takkan sirna.
Dengan air mata dan doa yang lirih,
Kita kenang mereka yang telah pergi,
Di bawah langit Timor yang kini cerah,
Rakyat berdiri, merajut hari yang lebih bermakna.
Itu adalah perjuangan dan penderitaan,
Di menit-menit terakhir dari derita panjang,
450 tahun penindasan, 24 tahun kolonialisasi,
Ditanggung oleh rakyat Timor-Leste.
Kini, di setiap fajar yang datang,
Kita ingat perjuangan dan pengorbanan,
Untuk Timor yang bebas, untuk masa depan yang cerah,
Kita melangkah dengan penuh harapan dan tekad.
#final#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar