By: C&G
Doa dan Cinta adalah Suatu cerita inspirasi diri dari pesangan C&G dalam kehidupan mereka hari ini diungkapan dalam cerita pendek(CERPEN) ini yang dikembangkan
oleh Penulis Martins.S.
Sejak SMA, aku telah menanam benih impian dalam taman hatiku: sukses meraih cita-cita dan menemukan pasangan hidup yang seindah rembulan di malam cerah. Setiap malam, dengan hati yang penuh harap, aku berbisik pada langit, menitipkan harapan dalam untaian doa. Seperti embun yang tak pernah ingkar menyapa pagi, aku yakin Tuhan mendengar dan menyiapkan kejutan terbaik untukku. Tak terhitung berapa kali aku menutup mata, membayangkan sosok yang akan hadir dalam hidupku—seseorang yang akan menjadi tempat bersandar ketika lelah, yang akan menggenggam tanganku erat dalam setiap perjalanan, dan yang akan tetap setia, bahkan ketika dunia berusaha menguji keteguhan hati kami. Aku percaya, doa bukan hanya sekadar kata-kata yang terucap, melainkan janji yang kelak akan ditepati oleh semesta pada waktu yang tepat.
Takdir pun
memainkan perannya. Pada tanggal 5 Februari 2012, angin kehidupan membawaku
kepadanya. Ia datang seperti
matahari di musim dingin, menghangatkan dan menyinari jalanku yang sebelumnya
terasa samar. Kehadirannya bagaikan jawaban atas doa-doaku selama ini,
menghadirkan ketenangan yang tak pernah kudapatkan sebelumnya.
Ia bukan hanya sekadar tampan dalam pandangan
dunia, tetapi juga indah dalam kebijaksanaan. Kata-katanya selalu sarat makna,
mengajarkanku bahwa hidup bukan hanya tentang meraih impian, tetapi juga
tentang berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Aku merasa beruntung telah
menemukan seseorang yang mampu memahami isi hatiku tanpa aku harus
mengungkapkannya.
Layaknya sungai yang setia mengalir ke muara, ia
selalu ada. Ia membimbing dan menyayangi tanpa syarat, menguatkanku di saat aku
merasa goyah. Tak pernah sekalipun ia membuatku merasa sendirian. Setiap
langkahnya menunjukkan ketulusan, dan setiap sentuhannya mengajarkanku makna
cinta yang sejati.
Meski ada satu sifatnya yang kerap menguji
kesabaranku, aku sadar bahwa kesempurnaan hanyalah milik Tuhan. Aku pun belajar
menerima bahwa cinta bukan tentang mencari seseorang yang sempurna, melainkan
tentang mencintai dengan hati yang lapang dan penuh ketulusan.
Perjalanan kami
bukan tanpa badai. Di antara derasnya hujan cobaan, kami berteduh dalam payung
kesabaran. Rintangan demi rintangan datang silih berganti, tetapi keyakinan
kami tak tergoyahkan. Seperti kapal yang tetap berlayar di tengah samudra, kami
berpegang pada satu kompas: cinta yang berlandaskan doa.
Pada Juli 2014, kami bersatu dalam ikatan suci
meski belum dalam pelukan altar gereja. Janji yang kami ikrarkan bukan sekadar
kata-kata, melainkan sebuah komitmen untuk saling menjaga dan mendukung. Setiap
langkah kami diiringi oleh harapan, bahwa kebersamaan ini akan terus bertumbuh
dan bersemi.
Waktu pun melukis kisah kami dengan indah,
menghadirkan empat permata kecil yang melengkapi kebahagiaan. Mereka adalah
anugerah, cahaya dalam setiap langkah kami. Namun, perjalanan menjadi orang tua
bukanlah hal yang mudah. Kami belajar, jatuh, dan bangkit kembali demi mereka.
Seperti benih yang tumbuh menjadi pohon rindang, cinta dan kesabaranlah yang
menjadi pupuknya.
Butuh perjuangan untuk menghadirkan garis dua di
test pack, tetapi seperti pohon yang tumbuh kokoh karena diterpa angin, cinta
kami semakin kuat karena doa dan usaha. Setiap tetes air mata yang jatuh
berubah menjadi senyuman, dan setiap pengorbanan menjadi batu pijakan menuju
kebahagiaan. Tuhan selalu punya cara untuk menjawab doa, meskipun tak selalu
dalam bentuk yang kita harapkan.
Kini, di tahun
ke-11 perjalanan ini, kami belajar bahwa doa adalah jembatan antara harapan dan
kenyataan. Setiap doa yang dipanjatkan dengan hati yang tulus akan menemukan
jalannya menuju takdir yang terbaik. Doa bukan sekadar permohonan, tetapi juga
bentuk keyakinan bahwa Tuhan selalu punya rencana indah untuk kita.
Ketulusan hati
adalah kunci, dan kesabaran adalah pintu yang mengantarkan pada keindahan yang
hakiki. Seperti hujan yang tak selamanya turun atau fajar yang selalu
menyingsing setelah malam, hidup mengajarkan bahwa setiap kesulitan pasti
memiliki akhirnya. Kami percaya, dalam setiap doa yang terucap, Tuhan
menitipkan jawaban yang akan datang pada waktu yang tepat.
Percayalah,
langit tak akan selamanya mendung, dan matahari akan selalu terbit bagi mereka
yang percaya. Aku memang percaya bahwa Tuhan adalah segalanya karena Tuhan tahu
akan segala yang ku mau, dan selalu mengarahkan ke mana aku akan pergi. Dia
mengarahkanku melalui Mama, Bapak, saudaraku, dan akhirnya Dia percaya sang
suamiku menjadi tumpuan terakhir dalam mengarahkan arahku ke mana aku akan
pergi dan juga pelengkap hidupku. Kebahagiaan sejati lahir dari hati yang
selalu bersyukur dan tak henti berharap. Kami belajar bahwa cinta bukan hanya
tentang bertahan di saat suka, tetapi juga tentang menggenggam erat di saat
duka. Sebab dalam badai sekalipun, selalu ada cahaya yang menuntun.
Jadilah pribadi
yang baik, maka Tuhan akan menghadirkan seseorang yang baik pula dalam hidupmu.
Karena pada akhirnya, cinta sejati
bukan tentang menemukan seseorang yang sempurna, tetapi tentang mencintai
seseorang dengan sempurna. Ketika dua hati saling melengkapi, bukan
kesempurnaan yang dicari, melainkan keikhlasan untuk saling menerima dan bertumbuh
bersama.
#Bersambung#