Tugas Episode 10
Saat mentari fajar menyingsing perlahan,
Kau tinggalkan kampung dengan harapan besar di tangan.
Ayah dan ibu, dengan hati yang rapuh,
Mengantar langkahmu hingga gerbang angkasa, penuh doa yang tak pernah lusuh.
Keluarga adalah akar, tempat dirimu bertumbuh,
Namun, di negeri jauh, kilau dunia mulai menggugah.
Kau temukan jalan baru, namun kehilangan arah,
Rokok, minuman, diskotik, membuatmu lupa akan janji yang kau bawa.
Sombong mulai merasuk, menyelimuti nurani,
Kau lupa bahwa keberhasilan bukan sekadar kilauan di langit pagi.
Harapan keluarga, kini hanya bayang-bayang kelabu,
Mereka menanti, tapi kau terlena dalam pelukan dunia yang semu.
Ingatlah, wahai pemuda yang kini terbuai,
Bahwa emas yang kau kejar, hanyalah debu yang terurai.
Kesuksesan sejati tak diukur dari gemerlap pesta,
Tapi dari cahaya cinta yang kau bawa pulang ke desa.
Lihatlah kembali, jalan yang pernah kau tinggalkan,
Di sana ada jejak cinta, harapan yang tak terbilang.
Keluargamu menunggu, dengan mata yang penuh harap,
Bawalah kembali sinar terang, bukan hanya cangkang yang rapuh dan lelah.
Bersihkan hati, renungkan langkahmu kini,
Apakah semua ini layak, untuk harga diri?
Kembali, wahai pemuda, ke jalan yang benar,
Karena kebahagiaan sejati ada di sana, di kampung yang tak pernah pudar.
By, Martins.S