Rabu, Desember 25, 2024

Tali Persahabatan di Jejak Waktu


 


By Martins,S 

Di bawah langit yang pernah kita rengkuh bersama,
Hari demi hari menjelma kisah tak terhingga,
Kita menoreh bukan sekadar mimpi,
Namun ikatan hati, tak lekang dimakan hari.

Sepuluh tahun, sahabat, kita berdiri bahu-membahu,
Menghadang badai, merangkai harapan di tiap waktu,
Namun kini mandat selesai, arah kita menjauh,
Tapi izinkan kenangan itu tetap menyatu di kalbu.

Apakah kau ingat tawa yang pernah kita rajut?
Atau air mata yang diam-diam mengalir lembut?
Semuanya, sahabat, menjadi bagian dari jiwa,
Mengisi ruang rindu yang tak pernah fana.

Hari ini, aku memanggilmu dari kejauhan,
Menggapai tanganmu, walau hanya dalam bayangan,
Jangan biarkan tali ini terurai dalam senyap,
Karena kehilanganmu akan menjadi luka yang tak bersekat.

Jika pernah ada salah yang menggoreskan perih,
Maafkan, biarkan itu luruh seperti embun pagi,
Karena persahabatan kita terlalu indah,
Untuk dibiarkan hilang dalam kabut yang pasrah.

Sahabat, mari kita tetap saling menguatkan,
Walau waktu dan jarak terus memisahkan,
Aku percaya, hati kita terikat dalam keabadian,
Seperti bintang yang tetap bersinar di kegelapan.

Dan bila esok kau jatuh, aku akan ada,
Meski hanya dengan doa yang lirih mengudara,
Karena kita, sahabat, adalah jiwa yang menyatu,
Dipeluk oleh kenangan dan harapan yang tak pernah beku.

Mari, rangkai kembali cerita ini,
Bukan untuk hari lalu, tapi untuk masa depan nanti,
Agar persahabatan kita tetap abadi,
Hingga akhir napas dunia menghentikan diri.

Di Depan dan Belakang