Senin, Februari 24, 2025

Doa dan Cinta

 

By: C&G  

Doa dan Cinta adalah Suatu cerita inspirasi diri dari pesangan C&G dalam kehidupan mereka hari ini diungkapan dalam cerita pendek(CERPEN) ini yang dikembangkan 

oleh Penulis Martins.S. 


Sejak SMA, aku telah menanam benih impian dalam taman hatiku: sukses meraih cita-cita dan menemukan pasangan hidup yang seindah rembulan di malam cerah. Setiap malam, dengan hati yang penuh harap, aku berbisik pada langit, menitipkan harapan dalam untaian doa. Seperti embun yang tak pernah ingkar menyapa pagi, aku yakin Tuhan mendengar dan menyiapkan kejutan terbaik untukku. Tak terhitung berapa kali aku menutup mata, membayangkan sosok yang akan hadir dalam hidupku—seseorang yang akan menjadi tempat bersandar ketika lelah, yang akan menggenggam tanganku erat dalam setiap perjalanan, dan yang akan tetap setia, bahkan ketika dunia berusaha menguji keteguhan hati kami. Aku percaya, doa bukan hanya sekadar kata-kata yang terucap, melainkan janji yang kelak akan ditepati oleh semesta pada waktu yang tepat.

Takdir pun memainkan perannya. Pada tanggal 5 Februari 2012, angin kehidupan membawaku kepadanya. Ia datang seperti matahari di musim dingin, menghangatkan dan menyinari jalanku yang sebelumnya terasa samar. Kehadirannya bagaikan jawaban atas doa-doaku selama ini, menghadirkan ketenangan yang tak pernah kudapatkan sebelumnya.

Ia bukan hanya sekadar tampan dalam pandangan dunia, tetapi juga indah dalam kebijaksanaan. Kata-katanya selalu sarat makna, mengajarkanku bahwa hidup bukan hanya tentang meraih impian, tetapi juga tentang berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Aku merasa beruntung telah menemukan seseorang yang mampu memahami isi hatiku tanpa aku harus mengungkapkannya.

Layaknya sungai yang setia mengalir ke muara, ia selalu ada. Ia membimbing dan menyayangi tanpa syarat, menguatkanku di saat aku merasa goyah. Tak pernah sekalipun ia membuatku merasa sendirian. Setiap langkahnya menunjukkan ketulusan, dan setiap sentuhannya mengajarkanku makna cinta yang sejati.

Meski ada satu sifatnya yang kerap menguji kesabaranku, aku sadar bahwa kesempurnaan hanyalah milik Tuhan. Aku pun belajar menerima bahwa cinta bukan tentang mencari seseorang yang sempurna, melainkan tentang mencintai dengan hati yang lapang dan penuh ketulusan.

Perjalanan kami bukan tanpa badai. Di antara derasnya hujan cobaan, kami berteduh dalam payung kesabaran. Rintangan demi rintangan datang silih berganti, tetapi keyakinan kami tak tergoyahkan. Seperti kapal yang tetap berlayar di tengah samudra, kami berpegang pada satu kompas: cinta yang berlandaskan doa.

Pada Juli 2014, kami bersatu dalam ikatan suci meski belum dalam pelukan altar gereja. Janji yang kami ikrarkan bukan sekadar kata-kata, melainkan sebuah komitmen untuk saling menjaga dan mendukung. Setiap langkah kami diiringi oleh harapan, bahwa kebersamaan ini akan terus bertumbuh dan bersemi.

Waktu pun melukis kisah kami dengan indah, menghadirkan empat permata kecil yang melengkapi kebahagiaan. Mereka adalah anugerah, cahaya dalam setiap langkah kami. Namun, perjalanan menjadi orang tua bukanlah hal yang mudah. Kami belajar, jatuh, dan bangkit kembali demi mereka. Seperti benih yang tumbuh menjadi pohon rindang, cinta dan kesabaranlah yang menjadi pupuknya.

Butuh perjuangan untuk menghadirkan garis dua di test pack, tetapi seperti pohon yang tumbuh kokoh karena diterpa angin, cinta kami semakin kuat karena doa dan usaha. Setiap tetes air mata yang jatuh berubah menjadi senyuman, dan setiap pengorbanan menjadi batu pijakan menuju kebahagiaan. Tuhan selalu punya cara untuk menjawab doa, meskipun tak selalu dalam bentuk yang kita harapkan.

Kini, di tahun ke-11 perjalanan ini, kami belajar bahwa doa adalah jembatan antara harapan dan kenyataan. Setiap doa yang dipanjatkan dengan hati yang tulus akan menemukan jalannya menuju takdir yang terbaik. Doa bukan sekadar permohonan, tetapi juga bentuk keyakinan bahwa Tuhan selalu punya rencana indah untuk kita.

Ketulusan hati adalah kunci, dan kesabaran adalah pintu yang mengantarkan pada keindahan yang hakiki. Seperti hujan yang tak selamanya turun atau fajar yang selalu menyingsing setelah malam, hidup mengajarkan bahwa setiap kesulitan pasti memiliki akhirnya. Kami percaya, dalam setiap doa yang terucap, Tuhan menitipkan jawaban yang akan datang pada waktu yang tepat.

Percayalah, langit tak akan selamanya mendung, dan matahari akan selalu terbit bagi mereka yang percaya. Aku memang percaya bahwa Tuhan adalah segalanya karena Tuhan tahu akan segala yang ku mau, dan selalu mengarahkan ke mana aku akan pergi. Dia mengarahkanku melalui Mama, Bapak, saudaraku, dan akhirnya Dia percaya sang suamiku menjadi tumpuan terakhir dalam mengarahkan arahku ke mana aku akan pergi dan juga pelengkap hidupku. Kebahagiaan sejati lahir dari hati yang selalu bersyukur dan tak henti berharap. Kami belajar bahwa cinta bukan hanya tentang bertahan di saat suka, tetapi juga tentang menggenggam erat di saat duka. Sebab dalam badai sekalipun, selalu ada cahaya yang menuntun.

Jadilah pribadi yang baik, maka Tuhan akan menghadirkan seseorang yang baik pula dalam hidupmu. Karena pada akhirnya, cinta sejati bukan tentang menemukan seseorang yang sempurna, tetapi tentang mencintai seseorang dengan sempurna. Ketika dua hati saling melengkapi, bukan kesempurnaan yang dicari, melainkan keikhlasan untuk saling menerima dan bertumbuh bersama.

#Bersambung#

 

Tidak ada komentar: