Tugas Episode ke-9
By Martins,S
Di puncak kejayaan, kau berdiri sendirian,
Memandang dunia dari menara angkuh, penuh keegoisan.
Namun ingatlah, cermin tak pernah berdusta,
Ia memantulkan kebenaran, bahkan dari yang terlupa.
Mutiara kepemimpinan bukan terletak pada mahkota,
Tapi dalam kebijaksanaan, dan hati yang tak pernah lupa.
Pemimpin yang sejati tak hanya mengejar cahaya,
Tapi menyinari jalan yang dilalui semua jiwa.
Melangkah maju, jangan lupa menoleh ke belakang,
Di sanalah para pendahulu berjuang tanpa pamrih, tak berbelok arah.
Mereka adalah akar dari pohon yang kini kau duduki,
Namun, kau buang mereka, seakan tak pernah berfungsi.
Keberhasilan bukan hanya milik mereka yang berteriak keras,
Tapi bagi yang mendengarkan bisikan lembut, penuh ikhlas.
Jika semua dilupakan, diisolasi dalam diam,
Apa artinya kemenangan, jika tak ada yang mendampingi dalam senyap?
Ingatlah, pemimpin yang lupa dari mana dia berasal,
Akan tenggelam dalam lautan ego yang dalam dan tak kenal tepi.
Namun, pemimpin yang bijak, melihat masa lalu sebagai guru,
Ia akan membangun masa depan dengan fondasi yang jujur dan teguh.
Jadilah cahaya bagi mereka yang terpinggirkan,
Bukan hanya pelita yang menerangi jalan sendiri.
Karena di akhir cerita, bukan kemenangan yang dihitung,
Tapi jejak yang kau tinggalkan, dan hati yang kau sambung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar