Senin, September 30, 2024

Cuitan Nurani di Padang Gurun

 




By. Martins. S.

Cuitan hati bak api dendam yang membara,
Dari seorang Pimpinan di lembah tanpa jiwa,
Di padang gurun nan tandus penuh luka,
Berbagai cara dia rancang dalam diam,
Agar puas melihat stafnya tenggelam.

Walau karyawannya berkeringat lelah,
Memikul beban tugas sang Raja dengan sepenuh hati,
Berjuang mencegah kanker menjarah,
Namun Pimpinan, hatimu tetap sepi.

Ingatlah, wahai pemimpin di singgasana,
Kau dan aku hanyalah roda yang terus berputar,
Hari ini kau di atas, esok mungkin terjatuh jua,
Sebab keadilan waktu tak pernah pudar.

Cuitan ini bukan hanya sekadar kata,
Tapi seruan dari nurani yang terluka.
Seandainya kau mampu melihat lebih dalam,
Di sana, hanya ada kepedihan yang diam.

*Final*

Tidak ada komentar:

Di Depan dan Belakang