Kamis, Oktober 31, 2024

Ler: A Chave para Ultrapassar os Limites do Mundo

 

Por Martins S.

Não permita que sua mente fique aprisionada,
Na quietude que a limita.
Abra os olhos, abra o coração, abra a alma,
Pois ao ler, o mundo se revela.

Cada palavra é uma janela para o mundo,
Cada livro é uma porta para o conhecimento.
Leia, para ver além,
Ultrapassando os limites que se estendem à sua frente.

Cultive em si o hábito da leitura,
Como uma raiz que se firma no solo.
O saber que você adquire vai crescer,
Transformando-se em uma árvore forte, difícil de quebrar.

Ao ler, você constrói um novo mundo,
Cada página é um passo rumo à iluminação.
Nunca se contente com o pouco,
Busque sempre mais, procure, explore, leia.

Em cada palavra há poder oculto,
Em cada linha há sabedoria.
Ler é a arma para quem quer crescer,
Ler é a chave para quem deseja avançar.

Cultive em si o hábito da leitura,
Pois assim você descobrirá a si mesmo,
Tornando-se uma pessoa mais sábia,
E um líder inteligente e imbatível.

Jovens, leiam e sigam lendo,
Pois dentro dos livros, vocês encontrarão o mundo.
O livro é o melhor amigo,
Que os guiará até o topo, sem limites.

Ao ler, ultrapassamos todos os limites,
Alcançamos os sonhos que antes estavam distantes.
O livro é uma chave que nunca se desgasta,
Abrindo portas para um mundo que nunca se apaga.

 @final@

Selasa, Oktober 29, 2024

"Suara yang Dibungkam"

 

 By Martins,S> 

Wahai pemimpin di takhta tinggi,
kau arahkan kami tanpa peduli,
suara kami lenyap di balik titah,
tunduk, diam, terpaksa pasrah.

Di ruang-ruang putih penuh perjuangan,
kami berdiri demi kehidupan,
namun kau hitung kami seperti bilangan,
tanpa rasa, tanpa penghormatan.

Kami adalah hati yang berdetak,
tangan yang mengusap luka yang retak.
Tapi di matamu kami hanya alat,
dipaksa bekerja, meski semangat patah.

Negeri ini, tempat kami berpijak,
kini memaksa kami untuk tak bersuara,
hak kami kau tekan tanpa arah,
seakan dedikasi ini tiada bermakna.

Namun, ingatlah wahai pemimpin besar,
kami bukan hanya pelayan negara,
kami adalah manusia yang berkarya,
membawa harapan bagi yang terluka.

Jangan bungkam suara keadilan,
dengarkan jeritan di balik pengabdian,
sebab jika kau terus abaikan,
kesehatan negeri ini akan kehilangan harapan.

    "Final< TLS" 

Senin, Oktober 28, 2024

"La Voz Silenciada"

 

           

 By Martins,S. 

Oh líder en tu trono tan alto,
nos guías sin mostrar preocupación,
nuestra voz se pierde entre tus decretos,
forzada a callar, aunque inquietos.

En los espacios blancos de nuestra lucha,
estamos aquí, salvando vidas a cada instante,
pero para ti somos solo números contados,
sin alma, sin valor en tus resultados.

Somos el corazón que late fuerte,
las manos que curan el dolor y la suerte.
Pero a tus ojos, somos solo herramientas,
obligados a servir, aunque nuestras almas estén rotas.

Esta nación, nuestra tierra que amamos,
ahora nos obliga a mantenernos en silencio.
Derechos sofocados, sin dirección,
como si nuestra dedicación fuera una ilusión.

Recuerda, oh gran líder de esta nación,
no somos solo servidores de la patria en acción.
Somos humanos, portadores de esperanza,
curando heridas, dando confianza.

No silencies la voz de la justicia,
escucha el grito detrás del sacrificio.
Porque si nos ignoras sin dudar,
la salud de este país perderá su salvación.

&Final&TLS&

 

 

Kamis, Oktober 10, 2024

"Karena Kami Dipilih"

 

Martins,S.

Ini karena menang, katanya,
Kesempatan di tangan, terhormat, katanya,
Biarkanlah, satu demi satu aturan hancur,
Dibengkalai, dibuang,
Selama kami menikmati, tak apa,
Asalkan kami dipilih oleh rakyat.

Kami menggunakan kekuatan,
Karena hasil election,
Kami yang dipilih, kami yang berkuasa,
Undang-undang? Biarlah jadi boneka,
Bisa diatur, bisa direview,
Agar aman dalam kendali kami.

Kesempatan datang, dan mereka diam,
Tak perlu ditanya, tak perlu dijawab,
Asalkan kami yang duduk,
Di kursi yang gemilang,
Di atas janji-janji yang dilupakan.

Suara rakyat, lantang saat dibutuhkan,
Tapi kini sunyi, tak terdengar,
Kami yang memegang kendali,
Dan aturan tunduk, merunduk,
Di bawah kekuatan kami yang kokoh.

Aturan tak lagi jadi batas,
Hanya bayang-bayang masa lalu,
Di depan, ambisi jadi raja,
Sedang rakyat? Biarlah menunggu.

Raja di tahta tak butuh pertanyaan,
Hanya patuh pada keinginan,
Undang-undang ditulis ulang,
Bukan demi rakyat, tapi demi perlindungan,
Agar kami tetap aman, tetap berkuasa.

Apakah ini yang kau pilih?
Rakyat yang terpinggir,
Aturan yang terjepit,
Kesempatan yang tak adil,
Karena kami dipilih—
Atau hanya dipaksa mengerti tanpa kata?

Kau bicara tentang keadilan?
Kami bicara tentang kuasa,
Bukan lagi suara rakyat,
Tapi suara kami yang menentukan arah.

Biar tajam sindiran ini,
Menggores batin, mengguncang nurani,
Merenunglah, wahai pembaca,
Ini bukan tentang kami,
Tapi tentang janji yang tak pernah kembali.

Begitulah caranya,
Agar kami tetap berkuasa,
Sampai semuanya tunduk,
Sampai segalanya diam.

Di balik layar, kami menyusun rencana,
Mengatur langkah, menguasai panggung,
Janji-janji masa lalu tinggal kenangan,
Yang penting kami terus berdiri,
Dan kekuatan tetap di genggaman.

Tak ada lagi ruang untuk bertanya,
Kami sudah tahu jawabannya,
Yang kau harapkan tak lagi penting,
Hanya kami yang berhak berkata,
Hanya kami yang memegang kendali.

Rakyat? Biarkan mereka menunggu,
Berharap di sela retakan janji,
Karena kami yang dipilih,
Kami yang menulis ulang sejarah ini.

Undang-undang adalah alat,
Untuk meneguhkan kuasa yang mutlak,
Kami raja, tak perlu kau pertanyakan,
Asalkan kami tetap aman,
Tak ada yang perlu dihiraukan.

Apa yang kau inginkan,
Apa yang kau pikirkan,
Tak lagi berarti di hadapan kekuasaan,
Karena kini semua berada dalam genggaman kami,
Dan kau? Biarkan mengikuti,
Jejak yang telah kami tentukan.

Merenunglah, wahai rakyat,
Ini bukan tentang kalian lagi,
Ini tentang bagaimana kami bertahan,
Dan menjaga tahta ini tetap tinggi,
Karena kami dipilih,
Dan kami takkan melepaskan kendali ini.

Kami dipilih olehmu, wahai rakyat,
Tapi kini, kami memilih nasibmu.
Undang-undang? Kami yang tulis.
Aturan? Kami yang ubah.
Karena kekuasaan ada di tangan kami,
Dan kalian?
Cukup menunggu di bayang-bayang janji yang tak pernah ditepati.

Selamat datang di kerajaan kami,
Di mana aturan tunduk,
Dan keadilan hanya kata yang hilang di udara.
Karena kami dipilih—
Untuk berkuasa.

Rabu, Oktober 09, 2024

Lentera Tanpa Sinar

By; Martins.S.

Di atas kursi muda kau berdiri gagah,
Namun bijakmu hilang di sudut lengah,
Mentari pengalaman di pundak yang renta,
Tapi kau lupakan cahayanya, entah mengapa.

Berbaju kuasa, namun rasa terselip,
Kau goreskan dendam di dalam senyap,
Dalam tawa halus tersirat kepalsuan,
Politikmu menari, tak kenal tujuan.

Langkahmu berat, dibebani ego,
Di mata yang lebih tua, kau lupa bersua,
Ada kearifan yang tak terucap kata,
Namun kau, oh pemuda, tak peduli maknanya.

Di mana sinar kebijaksanaan itu?
Mengapa kau tutup telingamu begitu?
Yang seharusnya memimpin dengan hati terang,
Malah kau buat bayang hitam di siang.

Lentera di tanganmu, namun sinar tak tampak,
Jalani kekuasaan dengan dendam yang pekat,
Tidakkah kau sadar, pemimpin sejati,
Adalah yang merangkul, bukan menebar iri?

Sindiran dalam diam, tapi terasa dalam
Tersurat halus, namun maksud tak hilang,
Semoga kau dengar, walau tak diucap,
Kepemimpinan sejati tak hidup dalam senyap.

Di Depan dan Belakang