Selasa, Desember 31, 2024
Novos Passos no Ano Novo
Langkah Baru di Tahun Baru
By Martins,S.
Jumat, Desember 27, 2024
"Bayangan Masa Depan: Transisi Kekuasaan di Negeri
Bobonatu"
Di wilayah Maubuti, yang terletak di negeri Bobonatu,
berdiri sebuah kerajaan yang dulunya makmur. Kerajaan ini pernah menjadi simbol
kekuatan dan kemegahan, terutama di bawah kepemimpinan Raja Mauklor yang
bijaksana. Namun, waktu tidak bisa dilawan. Raja Mauklor, bersama para
penasihatnya yang setia seperti Mauklelo, Bauseo, Mausae, dan Buikalo, kini
menua. Kekuasaan kerajaan mulai goyah seiring berjalannya waktu. Proses
transisi ke generasi berikutnya menjadi sebuah permasalahan besar. Usia para
pemimpin kerajaan telah membuat mereka sadar bahwa mereka tak lagi dapat
memimpin sepenuhnya. Namun, pengalaman pahit masa lalu di era Abad Sion
menghantui setiap keputusan.
Kenangan Kelam Abad Sion
Pada Abad Sion, Raja tertua kala itu memutuskan menyerahkan
kekuasaan kepada putranya yang dianggap layak. Namun, keputusan tersebut
ternyata melahirkan konflik baru. Sang Raja, yang tak mampu melepaskan
ambisinya terhadap tahta, kembali merebut kekuasaan. Perebutan ini menciptakan
perpecahan besar di dalam kerajaan. Para panglima militer, yang merasa
terpinggirkan, mulai bergerak membentuk aliansi untuk menjaga kestabilan
negeri. Namun, langkah ini malah memperparah situasi. Raja tertua kehilangan
kepercayaan rakyatnya, dan para pemberontak dari dalam istana mencoba mengambil
keuntungan dari ketidakstabilan tersebut. Kerajaan hampir runtuh, hingga
akhirnya kekuasaan diserahkan kepada para panglima sebagai upaya terakhir untuk
menyelamatkan negeri.
Namun, pemerintahan militer itu tidak bertahan lama. Para
panglima, meskipun berani, tidak memiliki kemampuan diplomasi yang cukup untuk
menjaga kestabilan di istana. Setelah
beberapa tahun pemerintahan militer, Raja kembali mengambil tahta, kali ini
dengan mengandalkan proses rekonsiliasi besar-besaran. Semua pihak, termasuk
para pemberontak, diajak masuk ke dalam lingkaran kekuasaan. Hasilnya adalah
pemerintahan yang penuh dengan intrik dan konflik kepentingan, tetapi cukup
untuk menjaga kerajaan dari kehancuran total.
Kekhawatiran
Masa Kini
Kenangan pahit
itu menjadi pelajaran bagi Raja Mauklor. Ia tahu bahwa transisi yang
buruk hanya akan membawa kehancuran. Namun, ia juga menyadari bahwa generasi
penerus kerajaan belum siap memikul tanggung jawab besar ini. Para pangeran muda lebih sibuk menikmati kemewahan
istana daripada mempersiapkan diri untuk memimpin. Mereka tidak memahami
sejarah kelam kerajaan, apalagi urgensi persiapan untuk masa depan.
"Yang Mulia,
kita tidak bisa terus menunggu," kata Bauseo suatu hari dalam pertemuan
para penasihat. "Para penerus harus dilatih sejak sekarang. Jika tidak,
sejarah Abad Sion akan terulang."
Mauklelo
menambahkan, "Tapi bagaimana jika mereka tidak pernah siap? Aku khawatir
para penerus ini hanya akan menjadi boneka di tangan mereka yang ingin
mengambil alih kekuasaan."
Mausae, yang biasanya tenang, terlihat gelisah. "Rakyat
sudah mulai berbicara, Yang Mulia. Ketidakpastian ini membuat mereka takut.
Mereka tidak ingin kembali ke masa di mana panglima memimpin dengan tangan
besi."
Raja Mauklor terdiam sejenak, memandang jauh ke luar jendela
istana yang menghadap ke desa-desa di bawahnya. Dalam hatinya, ia tahu bahwa mereka semua benar. Namun, ia juga sadar bahwa
memaksa transisi tanpa kesiapan bisa lebih berbahaya daripada mempertahankan
status quo. “Kalian semua mengatakan hal yang benar, tetapi bagaimana kita
melatih generasi yang tidak peduli? Jika mereka tidak memiliki rasa tanggung
jawab, pelatihan apa pun tidak akan membuahkan hasil,” ujar Raja dengan nada
prihatin.
Para penasihat
saling berpandangan. Mauklelo akhirnya angkat bicara, "Mungkin kita perlu
mempersempit pilihan, Yang Mulia. Daripada mengharapkan semua pangeran siap,
kita fokus pada satu atau dua orang yang paling mungkin berhasil. Dengan
demikian, kita dapat mengarahkan seluruh perhatian dan sumber daya kepada
mereka."
Bauseo mengangguk setuju. "Namun, kita juga harus
memperhatikan kaum kontemporer, Yang Mulia. Mereka semakin mendapatkan dukungan
di luar istana. Jika kita tidak segera menunjukkan arah yang jelas, mereka bisa
menjadi ancaman nyata bagi kestabilan kerajaan."
Mausae menambahkan dengan suara yang penuh kehati-hatian,
"Mungkin inilah saatnya kita melibatkan rakyat, setidaknya untuk
mendapatkan dukungan mereka. Jika rakyat merasa dilibatkan dalam proses
transisi, mereka tidak akan mudah dipengaruhi oleh kaum kontemporer atau
pemberontak lainnya."
Raja Mauklor
mendengar semua usulan itu dengan seksama. Ia merasa terjepit antara keharusan
menjaga kestabilan dan kebutuhan untuk mempersiapkan masa depan. Dengan suara
berat, ia berkata, “Baiklah, kita mulai dengan langkah kecil. Kumpulkan semua
pangeran dan kaum kontemporer terkemuka. Aku ingin mendengar langsung dari
mereka. Ini bukan hanya tentang aku atau kalian—ini tentang Bobonatu.”
Keputusan
Sulit Raja Mauklor
Raja Mauklor
mendengarkan dengan saksama. Ia tahu waktu tidak berpihak padanya. "Aku
telah memimpin kalian selama bertahun-tahun. Aku tidak ingin meninggalkan
kerajaan ini dalam kehancuran. Kita harus memulai transisi sekarang, tapi
dengan pengawasan ketat."
Maka dimulailah
sebuah program pelatihan intensif bagi para pangeran dan putri kerajaan. Mereka
diajarkan tentang politik, diplomasi, dan strategi militer. Namun, hasilnya
tidak memuaskan. Para pangeran muda
menunjukkan kurangnya dedikasi, sementara para penasihat mulai kehilangan
harapan.
Kaum
Kontemporer dan Ancaman Baru
Di luar istana,
kaum kontemporer, sekelompok bangsawan muda yang percaya pada reformasi, mulai
menyusun rencana. Mereka merasa bahwa kerajaan membutuhkan pemimpin yang lebih
segar dan berani. Namun, mereka tahu bahwa mengambil alih kekuasaan tanpa
kesiapan hanya akan mengulang sejarah kelam Abad Sion.
"Jika kita
tidak bergerak sekarang, kita akan kehilangan kesempatan," kata Buikalo,
salah satu pemimpin kaum kontemporer.
"Tapi jika
kita bergerak terlalu cepat, negeri ini akan jatuh dalam kekacauan," jawab
Mausae.
Harapan untuk Negeri Bobonatu
Meski kisah transisi di Bobonatu penuh dengan tantangan dan
ketidakpastian, rakyat tetap memelihara harapan. Di setiap sudut desa, mulai
dari pasar kecil hingga ladang-ladang luas, bisikan doa dan keinginan akan masa
depan yang lebih baik terus terdengar. Mereka berharap suatu hari nanti, negeri
ini akan dipimpin oleh pemimpin yang tidak hanya bijaksana tetapi juga berani
mengambil keputusan untuk kebaikan semua. Pemimpin yang belajar dari sejarah
kelam Abad Sion, memahami penderitaan rakyat, dan memprioritaskan keadilan di
atas segalanya.
Harapan itu tidak
hanya tertuju pada raja, tetapi juga pada generasi muda, para pangeran, dan
putri yang akan menjadi penerus. Rakyat percaya bahwa jika mereka dibimbing
dengan baik, dilatih dengan penuh tanggung jawab, dan diberikan kesempatan yang
adil, mereka akan menjadi pemimpin yang mampu menjaga kejayaan Bobonatu.
Analisis Masa
Depan: Ancaman atau Peluang?
Masa depan negeri
Bobonatu berada di persimpangan jalan yang rumit. Jika transisi kekuasaan
dilakukan dengan buruk, kerajaan ini menghadapi risiko besar. Ketidaksiapan
para pangeran muda dan tekanan dari kaum kontemporer dapat memicu
ketidakstabilan politik. Dalam skenario terburuk, konflik internal dapat pecah,
menyeret Bobonatu kembali ke era kehancuran seperti pada Abad Sion.
Namun, ancaman
ini juga membawa peluang. Jika Raja Mauklor mampu mengelola transisi dengan
bijak, melibatkan semua pihak, dan memperkuat kepercayaan rakyat, negeri ini
bisa memasuki era baru yang lebih stabil dan makmur. Kuncinya terletak pada
kemampuan para pemimpin untuk belajar dari sejarah, mengutamakan dialog, dan
menjaga keseimbangan antara tradisi dan reformasi.
Pada akhirnya,
masa depan Bobonatu tergantung pada bagaimana setiap pihak menjalankan
perannya. Apakah mereka akan memilih jalan konflik, atau bekerja sama demi
menjaga kedamaian dan kejayaan negeri ini? Waktu yang akan menjawab, tetapi
satu hal pasti: keberhasilan atau kegagalan mereka akan menjadi catatan penting
dalam sejarah Bobonatu.
Di bawah langit
Maubuti yang luas, rakyat terus bekerja keras, menyulam mimpi-mimpi sederhana
dalam kehidupan mereka sehari-hari. Mereka tahu bahwa masa depan tidak hanya
bergantung pada pemimpin, tetapi juga pada usaha bersama untuk menciptakan
negeri yang damai, makmur, dan adil bagi semua. Meski hari ini mereka
menghadapi tantangan besar, rakyat Bobonatu tidak menyerah. Mereka menanam
harapan seperti benih di tanah subur, percaya bahwa suatu hari nanti, negeri
ini akan kembali bersinar di bawah bimbingan pemimpin yang layak dan hati yang
tulus.
Rabu, Desember 25, 2024
Tali Persahabatan di Jejak Waktu
By Martins,S
Senin, Desember 23, 2024
Konétividade CPLP no Common Wealth: Solusaun ba Desempregu iha Timor-Leste?
By: Martins.S.
Introduzaun
Desempregu hanesan problema seriu ne’ebé impacta dezenvolvimentu
Timor-Leste, liuhosi kontribuisaun ba pobreza no instabilidade sosial. Depois
da independénsia, Timor-Leste elabora lian ofisiál português no tétum, no
inglês ho indonézio hanesan lian traballu. Lian ne’e nia implementasaun mak sei
forma plataforma ida atu promova konétividade internasionál no asesu ba
oportunidade empregu.
Maibé, desemvolvimentu kapasidade linguística no ténika juventude sei
enfrenta dezafiu. Domina lian português iha nivel altu no asesu limitadu ba
formasaun profisionál sai fator barak hodi hetan serbisu. Problema ne’e la’ós
de’it tama iha área linguístika, maibé mos iha área edukasaun no konétividade
ho mundu CPLP.
Konétividade ho CPLP no Lingua ba Common Wealth bele fó oportunidade mak
signifikante ba empregu iha area lusofón. Tanba ne’e, analisa krítika no
solusaun sira mak presiza hodi mapeia trajetória dezenvolvimentu sustentável.
Artikulu ida-ne’e sei eksplora kontribuisaun lian português no edukasaun,
rol CPLP no konétividade ho Common Wealth, no apresentasaun analisa krítika ho
solusaun ne’ebé relevante ba problema desempregu iha Timor-Leste.
Lian Português no Desempregu iha Timor-Leste
Depois da restaurasaun independénsia, Timor-Leste adota português
hanesan lian ofisiál, maibé dominasaun juventude iha lian ne’ebe limitada. Problema ne’e mos iha relasaun ho
falta asesu ba edukasaun inkluzivu no limitasaun métoda ensino ne’ebé
implementa.
Timor-Leste iha priviléjiu iha CPLP, maibé kapasidade juventude atu kompeti
iha nivel CPLP presiza domina lian português ho diak. Programa formasaun iha
tétum la’ós sei sustenta dominasaun lian português ne’ebé presiza ba pozisaun
internasional.
Analisa krítika husi sistema edukasaun iha Timor-Leste katak falta programa
bilingue integradu sei la’ós de’it halo juventude la domina português, maibé
mos la fo kontribuisaun iha kompetisaun internasional.
Solusaun bele inklui fo prioriza asaun kapasita profesór iha ensino
português, reforsa programa formasaun online no presensiál ba juventude, no
halo kampaña promosaun motivasaun atu aprende lian ofisiál. Juventude presiza
hetan mentoria no asesu liuhosi programa stáji iha institusaun CPLP.
Edukasaun ho Solusaun ba Desempregu
Edukasaun hanesan fundamentu ba dezenvolvimentu kapasidade juventude, maibé
sistema edukasaun iha Timor-Leste enfrenta desiçensa iha kalidade no
relevánsia. Kuríkulu ne’ebé implementa barak liu sei fokús teoriku, maibé la
promova kapasidade prátika hodi tama iha merkadu traballu.
Juventude remata universidade, maibé sertifikadu ka kuñesimentu sira barak
la adáta ho nesesidade emplegador. Problema ida ne’e halo barak juventude sente
dezmotiva tanba kapasidade ne’ebé hetan la responde nesesidade profesionál.
Analisa krítika ba problema ida-ne’e hodi haré katak sistema edukasaun
presiza reforma kontinua atu responde evolusaun iha merkadu global. Juventude
presiza edukasaun ténika-profisional, inklui formasaun spesífiku iha área
lusofón no inovasaun.
Solusaun bele inklui reforma edukasaun iha nivel sekundáriu ho programa formasaun spesífiku, halo parseiru
ho institusaun internasional, no halo koordinasaun ho ministeriu relevante hodi
estabelese plataforma edukasaun ne’ebé liga juventude ho mundo internasional.
Konétividade CPLP ho Solusaun Desempregu
Timor-Leste hanesan membru CPLP, ne’ebé konsidera plataforma ida importante
hodi liga juventude Timor ho oportunidade internasional. Iha CPLP, iha programa
mobilidade akadémika no traballu ne’ebé bele hetan benefísiu diréitu ba
juventude Timor.
Maibé, juventude barak enfrenta limitasaun tanba falta dominasaun lian
português no kapasidade spesífiku iha área profesiónal. Problema ne’e halo
Timor-Leste la kompetitivu iha nivel internasional, maski asesu ba plataforma
CPLP.
Analisa krítika husu halo fortifikasaun kapasidade liuhosi programa
mobilidade estudante no partisipasaun iha programasaun internasional. Juventude
presiza asesu ba treinu ténika no profesiónal ida-ne’ebé kompatível ho merkadu
CPLP.
Solusaun inklui estabelese programa treinamentu iha lingua português ho
área spesífiku, halo parseiru ho instituisaun lusofón ba estáji no formasaun
profisional. Kooperasaun ho setór privadu CPLP mos bele loke asesu ba empregu
ba juventude Timor.
Konétividade Common Wealth ho Benefísiu
Timor-Leste
Maski Timor-Leste la’ós parte ofisiál husi Common Wealth, konétividade
linguística hodi lian inglês bele sai fátor impotante iha promovimentu
kapasidade juventude ba empregu internasional. Lian inglês hanesan lingua
globál no asesu ba merkadu traballu barak presiza dominasaun ne’e.
Timor-Leste iha oportunidade atu utiliza konétividade ida ne’e, liuhosi
promosaun edukasaun multilingue. Juventude ne’ebé domina inglês, português, no
tétum bele sai rekursu riku ida hodi liga Timor ho Common Wealth no CPLP.
Analisa krítika haré katak edukasaun multilingue hela iha nível frajíl
tanba falta planeamentu no investimentu estrategiku. Juventude presiza asesu ho
programa treinamentu no internasaun atu liga ho merkadu internasional.
Solusaun inklui halo kolaborasaun
ho institusaun edukasaun iha Commonwealth, no programa partisipasaun iha projetu
internasional. Juventude presiza
asesu kontinua ba kapasidade linguística no profisional hodi responde
nesesidade merkadu global.
Konkluzaun
Desempregu iha Timor-Leste sei rekere asesu kontinua no implementasaun
politika integradu. Dominasaun lian português no inglés, reforma edukasaun no konétividade
CPLP no Common Wealth sei forma trajektória ba solusaun ida ne’ebé efikaz.
Timor-Leste tenke utiliza konétividade linguístika hanesan plataforma atu
fortifika kapasidade juventude no aumenta kompetitividade iha nivel
internasional. Programa treinu, mobilidade no kolaborasaun internasional sei
forma fundasaun ba dezenvolvimentu sustentável.
Juventude hanesan futuru nasaun, no kapasidade sira presiza valorizasaun
liuhosi investimentu iha edukasaun no konétividade. Nu’udar nasaun ida ne’ebé
iha identidade linguístika ki’ik maibé forte, Timor-Leste bele transforma
dezafiu ba oportunidade.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Problema ruma ne’ebé estudante sira enfrenta iha Timor-Leste katak, maski
sira aprende tiha língua Portugés iha eskola, sira la bele prátika iha vida moris,
espesialmente iha komunidade. Ne’e sai tanba fátor balun ne’ebé aféita kapasidade
sira atu uza língua Portugés de forma ativu.
Primeiru, língua Portugés la iha uzu amplu iha Sosiedade, ne'ebé nia ba
maioria komunika iha língua Tetum ou língua lokal seluk. Maski língua Portugés
sei ho hakarak ho língua offisial iha Konstituisaun Timor-Leste, utilizasaun
ne’e loke la amplu. Ne’e kria diferensa entre katak sira aprende iha eskola no
katak sira prátika iha vida real. Se la iha ambiente ne’ebé suporta uzu língua
Portugés, estudante la bele desenvolve kapasidade sira atu fala no eskrebe iha
língua nee.
Segundu, iha persépsaun iha parte komunidade katak língua Portugés laé
importante iha vida moris, ne’e maka sira laos motivadu atu aprende língua nee
ho buat barak. Sira preferi uza Tetum ou Indonézia, ne’ebé familiar no bele
komunika diak iha vida moris. Se la iha motivasaun no aplikasaun iha vida real,
kapasidade sira ba língua Portugés iha eskola sei sei la efektivu.
Iha terceru, maski iha esforsu hodi aumenta uzu língua Portugés iha setor
governu no edukasaun, ainda iha desafios besar iha implementasaun. Programas de
formasaun ba mestri língua Portugés la iha mo’os, material didátiku ne’ebé la
hatudu kontéstu lokal la faze ensinu língua Portugés iha eskola la esplora.
Tanba nee, estudante la apenas enfrenta difikuldade ba kumpriende língua nee,
maibe mos iha aplikasaun praktiku iha vida moris.
Solusaun ida, presiza iha politika ne’ebé ajuda ba uzu língua Portugés iha
vida moris. Governu bele hatudu oportunidade ba estudante atu interaktiva iha
língua Portugés fora eskola, hanesan hodi organiza atividada sociais, programas
de troka kultura, no media sosial husi língua Portugués. Mos, importante hodi mellora
qualidade ensinu língua Portugés iha eskola ho formasaun ba mestri ne’ebé di'ak
no material didátiku ne’ebé relevanti. Ne’e bele ajuda hodi kria ambiente
ne’ebé suporta estudante atu aprende no uza língua Portugés iha vida moris.
Hanesan problema ne’ebé sira hamutuk, falta promosaun iha mídia sosial no kampaña
regulares mos agrava situasaun ne’e. Maski língua Portugés língua offisial,
promosaun utilizasaun nee la hatudu amplu, maski husi plataforma mídia sosial,
ne’ebé agora sei sai fasilidade komunikasaun priméiru ba gerasaun joven. Se la
iha iniciativa hodi introduz no populariza língua Portugés iha mídia sosial,
estudante no komunidade la senti motivasaun atu prátika.
Hodi insentiva uzu língua Portugés, kampaña ne’ebé forti iha mídia sosial
presiza faze. Ida-ne’e bele faze ho konkursaun de oratória, competição de
escrita, ou desafio de fala língua Portugés, ne’ebé atrai interesu estudante no
komunidade geral. Kompetisaun ne’e bele motivadu sira hodi mais treina no mellora
kapasidade sira iha língua Portugés, mos bele introduz língua Portugés de forma
ne’ebé divertido no interativo.
Governu no institusion edukasion bele kooperativa ho mídia sosial hodi
promova língua Portugés husi kontentu atraenti no edukativu, hanesan video
tutorial, kuis língua ou podcast ho língua Portugés. Ne’e mak oferece
oportunidade ba komunidade atu interaktiva ho língua Portugés de forma mais
descontraída, la restritu ba salã eskola deit.
Ho promosaun ne’ebé forte husi mídia sosial no kampaña organizadu, língua
Portugés bele mais rekuñesidu no aceita iha populasaun Timor-Leste, mos bele
ajuda estudante hodi prátika língua Portugés fora eskola. Ne’e bele aproxima
sira ba uzu língua Portugés ne’ebé mais real no funsional iha vida moris.
#final#
Kamis, Desember 19, 2024
Timor Leste, Terra Abencoada
By: MARTINS.S
Timor-Leste, terra abençoada,
Sob o céu vasto e brilhante,
Raios de sol tocam o chão,
E a esperança cresce a cada instante.
Das montanhas ao mar profundo,
Seu coração pulsa forte,
Em cada canto, em cada povo,
Reside a força do nosso norte.
Timor-Leste, terra de cor e alma,
Onde a luta e a paz se entrelaçam,
Entre sorrisos e lágrimas de dor,
Cresce a vontade de ser melhor.
Juntos, erguemos este chão,
Com trabalho, coragem e amor,
Construindo um futuro com a mão,
Para a liberdade e o esplendor.
Timor-Leste, orgulho e fé,
O teu povo é tua força e razão,
Preservaremos tua história e cultura,
Para as futuras gerações, com dedicação.
Amor no Mundo Digital: Nao seja Vitima
"Amor no Mundo Digital: Não Seja Vítima"
No mundo digital, o amor parece real,
Palavras doces dançam na tela,
Mas cuidado, não se deixe enganar,
Pois nem tudo que brilha é o que parece ser.
O amor que surge entre mensagens e fotos,
Às vezes é apenas uma ilusão,
Por trás das palavras podem estar mentiras,
Fazendo do coração uma vítima sem direção.
Não deixe o mundo digital destruir você,
O amor verdadeiro não vem apenas pela tela,
Seja cauteloso ao escolher seu caminho,
Para não se tornar uma vítima perdida na espera.
Cuide do seu coração e da sua mente,
Não deixe o mundo virtual controlar,
O amor genuíno vem com o tempo,
Não se deixe enganar, mantenha-se alerta.
Kamis, Desember 12, 2024
Ita Nia Hanoin: Resolusaun Governu N.º 57/2024 Maka Justu ba Funsionáriu Administrasaun Públika?
Iha loron 4 Outubru 2024, Governu Timor-Leste aprova Resolusaun Governu N.º 57/2024 ne'ebé regula implementasaun ba regime ekskluzividade ba funsionáriu no agente Administrasaun Públika. Politika ida-ne'e ho objetivu atu asegura integridade, efisiénsia, no profisionalizmu iha servisu públiku. Maibé mosu pergunta importante: politika ida-ne'e maka justu ba funsionáriu ka lae?
Kontiudu Prinsipál Resolusaun
Resolusaun ida-ne'e sublinha prinsipiu sira importante:
Administrasaun Livre no Efetivu: Funsionáriu tenki livre hosi konflitu interese no bele halo servisu ho efisiénsia.
Kumprimentu Ekskluzividade: Funsionáriu tenki dedica tempu kompletu ba sira-nia kargu públiku, tanba la bele hala'o traballu barak seluk ne'ebé hetan pagamentu.
Proibi Interese Pessoal: Funsionáriu la bele iha interese pessoal ne'ebé bele halo konflitu ho independénsia ka profisionalizmu sira.
Justisa ba Funsionáriu: Ita Nia Perspetiva
Hodi avalia se politika ida-ne'e justu ka lae, iha buat balu tenki konsidera:
Direitu ba Renda Tamba Traballu Seluk
Politika ida-ne'e proíbe funsionáriu hodi hetan traballu barak seluk ne'ebé hetan pagamentu. Ba funsionáriu sira ne'ebé hetan salariu ki'ik, traballu seluk maka dalan ida hodi sustenta sira-nia moris. Governu tenki konsidera atu ajusta sira-nia salariu hodi garante sira-nia bienestar semak presiza buka renda seluk.
Balansu iha Karga Servisu
Resolusaun ida-ne'e husu dedikasaun kompletu hosi funsionáriu. Maibé, governu nia parte maka garante katak karga servisu ne'ebé fahe ba sira maka ajustu ho kapasidade funsionáriu sira ka lae? Tanba, karga servisu ne'ebé la'o ladún, bele foun hatudu funsionáriu sira hatene uluk.
Implementasaun Konsistente
Politika ida-ne'e justu ka lae mos depende ba konsisténsia iha nia implementasaun. Se iha xcepsaun ka favoritismu, konfiança hosi funsionáriu ba politika ida-ne'e bele halo tu'ir. Governu tenki hakerek katak reimulasaun ida-ne'e aplika ba funsionáriu hotu-hotu, inklui mos sira ne'ebé iha kargu aas.
Monitorizasaun no Avaliasaun
Resolusaun ida-ne'e husu auditoria no inspeksaun ba funsionáriu sira. Maski prosesu ida-ne'e importante hodi asegura kumprimentu, tenki hala'o ho transparénsia no justisa, la bele halo ambiente ne'ebé halo funsionáriu sente presija ka tauk.
Impactu Positivu hosi Politika
Se implementasaun halo di'ak, Resolusaun Governu N.º 57/2024 bele:
Aumenta Profsionalizmu: Dedikasaun total ba servisu públiku sei ajuda funsionáriu atu produtivu liu no servisu ba povu ho qualidade.
Forsa Konfiansa Públiku: Integridade maka bele aumenta konfiansa hosi povu ba governu.
Sira Nia Recomendasaun ba Implementasaun Justu
Ajusta Salariu: Governu tenki asegura katak salariu funsionáriu maka sufisiente atu sustenta moris no sira la bele buka traballu seluk.
Konsulta ho Funsionáriu: Antes implementasaun total, governu tenki fó espasu atu lori funsionáriu hanoin ida kona ba desafio no sira-nia nesesidade.
Mekanizmu Reklamasaun: Fornece mekanizmu transparénsia ne'ebé funsionáriu bele usa hodi lori sira-nia queixa kona-ba politika ida-ne'e.
Avaliasaun Periódika: Politika ida-ne'e tenki halo avaliasaun regularmente hodi monitora nia efetividade no justisa iha nia implementasaun.
Konkluzaun
Resolusaun Governu N.º 57/2024 maka dalan importante atu hasai integridade no efisiénsia iha Administrasaun Públika. Maibé, justisa hosi politika ida-ne'e ba funsionáriu depende ba governu nia kapasidade hodi responde ba bienestar, konsisténsia implementasaun, no gestao karga servisu. Ho abordagem inklusivu no transparénsia, politika ida-ne'e bele baze forte hodi servisu públiku ne'ebé di'ak liu iha Timor-Leste.
Selasa, Desember 10, 2024
Keheningan di Liamata, Negeri Acugua
CERPEN(FIKTIF)
"Keheningan di Liamata, Negeri Acugua"
Di negeri ACUGUA yang penuh dengan misteri dan keindahan, terdapat sebuah
desa bernama Liamata. Desa ini terletak di kaki gunung yang megah, dikelilingi
oleh sungai yang berkilauan dan ladang-ladang subur yang memberi kehidupan.
Alam yang indah ini menyembunyikan kisah-kisah duka tentang kesulitan hidup
yang dialami rakyatnya. Rakyat Liamata kini menderita dalam keheningan, karena
mereka tidak hanya berjuang dengan alam, tetapi juga dengan kebijakan-kebijakan
yang tidak berpihak pada mereka.
Di tengah-tengah desa itu berdiri sebuah bangunan bernama Rumah Penawar,
yang dahulu dikenal sebagai tempat penyembuhan bagi mereka yang sakit. Namun,
Rumah Penawar kini kosong, tidak berfungsi, dan dibiarkan terbengkalai. Rumah
yang seharusnya menjadi simbol harapan kini menjadi saksi bisu bagi
ketidakpedulian pemimpin negeri. Rakyat yang datang ke sana hanya untuk
menemukan keputusasaan, karena tidak ada lagi obat atau tenaga kesehatan yang
bisa membantu mereka.
Raja ACUGUA, pemimpin negeri ini,
duduk di singgasananya yang megah di istana yang jauh dari masalah rakyat. Di
antara banyak harta dan kekuasaan, Raja hanya mengeluarkan janji-janji indah
tanpa tindakan nyata. Rakyat yang kesakitan menunggu dengan sabar, berharap ada
perubahan, namun tak ada yang datang. Pemerintahannya sibuk dengan kata-kata
manis, tetapi tidak mendengarkan jeritan rakyat yang membutuhkan bantuan nyata.
Namun, dalam kekosongan dan
keputusasaan, lima sahabat dari Liamata memutuskan untuk bertindak. Mereka
adalah Malikucu, seorang pemikir bijak, Ambere, ahli ramuan muda, Buikotak,
pembuat strategi ulung, Soiloe, penjaga tradisi, dan Malidao, pemimpin yang
berani. Mereka tidak tinggal diam melihat penderitaan yang terjadi di sekitar
mereka.
Malidao mengumpulkan mereka di
sebuah lumbung tua, tempat yang sering mereka gunakan untuk merencanakan
tindakan. "Sudah cukup kita menunggu. Raja terus menjanjikan perubahan,
tetapi tidak ada yang terjadi. Rakyat kita sakit, anak-anak kita lemah, dan
Rumah Penawar kosong. Kita tidak bisa hanya diam," kata Malidao dengan
tegas.
Ambere, yang sebelumnya sering
meramu obat untuk rakyat, mengangguk setuju. "Aku tidak bisa lagi
merawat mereka tanpa ramuan yang cukup. Jika ini terus berlanjut, kita akan
kehilangan lebih banyak nyawa. Kita harus bertindak."
Buikotak, yang terkenal dengan
kemampuannya merancang strategi, menimpali, "Kita harus pergi ke
istana, berbicara langsung kepada Raja. Tapi kali ini, kita tidak hanya datang
untuk meminta. Kita datang untuk menuntut perubahan."
Soiloe menambahkan, "Kita harus menjaga tradisi, tetapi juga
belajar untuk berjuang demi masa depan. Kita tidak bisa terus membiarkan
keadaan ini seperti ini."
Malikucu, yang selalu berpikir jauh ke depan, berkata, "Raja tidak
akan mendengarkan kita jika kita tidak bersatu. Kita harus membawa suara
seluruh rakyat."
Kelima sahabat itu berangkat ke istana pada suatu pagi yang cerah. Mereka
berjalan melalui hutan lebat, melewati bukit terjal, dan menyusuri sungai
deras. Sepanjang perjalanan, mereka bertemu dengan banyak rakyat Liamata
yang memberi mereka dukungan. Seorang ibu tua memberi mereka sebotol air sambil
berkata, "Bawa suara kami ke istana. Semoga kalian berhasil."
Sesampainya di istana, penjaga
yang gagah menghalangi mereka. Namun, Malidao dengan penuh keberanian
menyerukan, "Kami adalah suara Liamata! Kami datang untuk berbicara
dengan Raja. Biarkan kami masuk!"
Di aula megah yang dipenuhi
gemerlap emas dan permata, Raja ACUGUA duduk di singgasananya. Dengan senyum
yang terkesan angkuh, ia berkata, "Apa yang kalian inginkan, rakyat
kecil dari Liamata?"
Malikucu, dengan suara yang
tenang tetapi penuh keyakinan, menjawab, "Kami datang untuk menuntut
perubahan nyata. Rumah Penawar kosong, rakyat kami sakit, anak-anak kami
sekarat. Kami tidak bisa terus menunggu janji-janji kosong. Kami ingin
tindakan, bukan kata-kata."
Raja hanya tertawa kecil, "Kalian
harus bersabar. Perubahan membutuhkan waktu. Aku sedang menyusun rencana besar
untuk seluruh negeri, termasuk Liamata."
Ambere, yang tidak bisa menahan
emosinya, berkata dengan keras, "Berapa lama lagi kami harus menunggu,
Yang Mulia? Anak-anak tidak bisa menunggu! Jika rencana besar itu hanya ada
dalam kata-kata, kami tidak butuh lagi mendengarnya!"
Namun, Raja tampak mengabaikan
mereka dan melambaikan tangan, memerintahkan penjaga untuk mengantar mereka
keluar. "Kalian bisa pergi sekarang. Aku akan mempertimbangkan apa yang
kalian katakan."
Kelima sahabat itu kembali ke
Liamata dengan hati yang hampa. Mereka tahu bahwa Raja tidak akan mendengarkan
mereka. Namun, Malidao berkata
dengan penuh tekad, "Kita tidak bisa lagi bergantung pada Raja. Jika
kita menunggu lebih lama, keadaan akan semakin buruk. Kita harus bangkit dan
mencari solusi kita sendiri."
Ambere mulai mengajarkan para pemuda cara meramu obat dari tanaman herbal
yang ada di sekitar mereka. Soiloe mengumpulkan cerita-cerita leluhur untuk
membangkitkan semangat rakyat agar mereka tidak menyerah. Buikotak merancang
strategi agar setiap keluarga dapat berperan dalam merawat sesama. Malikucu,
dengan pengetahuannya, menulis surat kepada desa-desa tetangga untuk bergabung
dalam gerakan ini, membentuk aliansi yang kuat.
Namun, meskipun mereka bekerja
keras, kekurangan obat-obatan tetap menjadi masalah besar. Rakyat Liamata
semakin kesulitan menemukan obat yang mereka butuhkan. Rumah Penawar tetap
kosong, dan tidak ada yang bisa menggantikan fungsi tempat tersebut. Banyak
yang mulai jatuh sakit dan tidak ada yang bisa membantu mereka.
Raja, yang awalnya sibuk dengan
janji-janji manis, akhirnya merasa cemas melihat kondisi rakyatnya yang semakin
menderita. Ia memutuskan untuk bertindak, tetapi sayangnya, ia membuat
keputusan yang sangat keliru. Raja memerintahkan seorang insinyur, yang
terkenal karena kemampuan teknisnya dalam membangun infrastruktur, untuk
mengelola pabrik obat-obatan yang baru dibangun.
Namun, insinyur tersebut bukan seorang ahli farmasi atau tenaga medis. Ia
tidak mengerti bagaimana cara meramu obat dengan benar. Meskipun fasilitas
pembuatan obat sudah dibangun, obat-obatan yang diproduksi tidak sesuai dengan
kebutuhan rakyat. Ramuan-ramuan yang seharusnya membantu, justru tidak
memberikan efek apa-apa.
Ketika rakyat mengetahui bahwa
obat-obatan yang dihasilkan tidak memberikan manfaat, mereka mulai merasa
kecewa. Mereka sadar bahwa mereka membutuhkan obat yang tepat dan bukan ramuan
yang gagal. Namun, meskipun mereka tahu bahwa keputusan Raja salah, mereka
tidak berani untuk berbicara. Mereka takut akan konsekuensi jika melawan Raja,
yang masih memiliki kekuasaan penuh atas mereka.
Rakyat Liamata lebih memilih
diam, menahan rasa sakit, dan berharap keadaan akan membaik dengan sendirinya.
Mereka merasa bahwa mereka tidak memiliki kekuatan untuk mengubah apa pun.
Kesedihan semakin mendalam, namun keberanian untuk melawan kekuasaan Raja tidak
ada lagi. Mereka merasa terperangkap dalam ketidakpastian dan ketakutan.
Hari demi hari, keadaan semakin
buruk. Rakyat terus menderita, dan tidak ada solusi yang datang. Rumah Penawar
tetap kosong, fasilitas pembuatan obat gagal berfungsi, dan Raja tidak
melakukan apa pun untuk memperbaiki situasi. Sementara itu, para sahabat dari Liamata tetap bekerja keras di balik
layar, meskipun tanpa dukungan dari Raja.
Namun, dalam keheningan itu, mereka terus mencari cara untuk mengatasi
masalah. Ambere dan Soiloe melanjutkan pengajaran mereka tentang ramuan
herbal dan pengobatan tradisional. Buikotak merancang strategi untuk
meningkatkan kesadaran di kalangan rakyat. Malikucu terus menulis surat dan
menggalang dukungan dari desa-desa tetangga.
Meski dihadapkan pada banyak
kesulitan, rakyat Liamata tidak menyerah. Mereka menyadari bahwa mereka tidak
bisa terus bergantung pada Raja yang tidak peduli pada nasib mereka. Perlahan,
mereka mulai menemukan jalan keluar melalui usaha dan kebersamaan.
Dengan ketekunan, mereka berhasil
meramu obat yang lebih efektif menggunakan pengetahuan mereka sendiri. Rumah
Penawar kembali berfungsi dengan bantuan para pemuda dan rakyat yang dilatih
oleh Ambere. Obat-obatan yang dihasilkan oleh rakyat itu jauh lebih baik
daripada yang disediakan oleh pabrik yang dikelola oleh insinyur yang tidak
kompeten.
Raja, meskipun terlambat,
akhirnya menyadari kesalahannya. Namun, ia juga melihat bahwa rakyat Liamata
telah belajar untuk mandiri dan tidak lagi bergantung pada pemerintah yang
gagal. Perubahan itu datang dari
dalam diri mereka sendiri.
Senin, Desember 09, 2024
Cahaya dalam Gelap: Persembahan untuk Ibu Sherly Tjoanda
Karya: Martins S.((+67077866666)
Membaca: Kunci Menembus Batas Dunia
Mulutmu, Harimaumu
(By. Martins.S)
Tua Boca é Teu Tigre
Por trás dos lábios que parecem suaves,
Há uma força que corta e não sabe.
Palavras voam sem direção,
Como espadas afiadas, sem compaixão.
De que serve o grito que ecoa forte,
Se apenas traz rancor e sorte de morte?
Que valor tem a promessa doce,
Se vira punhal que a alma fere e torce?
O tigre esconde-se atrás do falar,
Pronto a atacar sem avisar.
Uma vez solto, não há retorno,
Fere o coração e deixa o abandono.
Ah, cuida da língua como quem guarda o fogo,
Pequena, mas capaz de destruir o jogo.
Pois tua boca é teu tigre fiel,
Um amigo de luz ou um inimigo cruel.
Fala com alma, não com ira,
Pois as palavras são espelhos que a paz inspira.
Lembra-te, o tigre que sabe ser domado,
Não morderá, mas deixará o aprendizado.
Minggu, Desember 08, 2024
Bagai Membeli Kucing dalam Karung
(By Martins,S.)
Como Comprar Gato por Lebre
#final#
Kamis, November 28, 2024
Teriakan Kaum Muda yang Tertidur
Jumat, November 08, 2024
Salam Literacy
Salam Literacy(By Martins,S)
Salam untukmu, pejuang kata,
Dengan pena kita buka dunia,
Mencipta makna di setiap kalimat,
Menginspirasi jiwa yang mencari terang.
Menulis adalah jalan yang tak terhenti,
Mengubah dunia lewat setiap kata,
Bersama literasi kita bangun jembatan,
Menuju satu juta peradaban yang lebih cerdas.
Dengan setiap tulisan yang mengalir,
Kita berikan cahaya di kegelapan,
Salam untuk setiap pena yang menari,
Menulis untuk masa depan yang cerah.
Mari menulis, mari berkarya,
Membangun dunia dengan literasi,
Satu kata, satu buku, satu ide,
Menuju peradaban yang lebih baik.
@terimakasih@
Kamis, Oktober 31, 2024
Ler: A Chave para Ultrapassar os Limites do Mundo
Selasa, Oktober 29, 2024
"Suara yang Dibungkam"
By Martins,S>
Wahai pemimpin di takhta tinggi,
kau arahkan kami tanpa peduli,
suara kami lenyap di balik titah,
tunduk, diam, terpaksa pasrah.
Di ruang-ruang putih penuh perjuangan,
kami berdiri demi kehidupan,
namun kau hitung kami seperti bilangan,
tanpa rasa, tanpa penghormatan.
Kami adalah hati yang berdetak,
tangan yang mengusap luka yang retak.
Tapi di matamu kami hanya alat,
dipaksa bekerja, meski semangat patah.
Negeri ini, tempat kami berpijak,
kini memaksa kami untuk tak bersuara,
hak kami kau tekan tanpa arah,
seakan dedikasi ini tiada bermakna.
Namun, ingatlah wahai pemimpin besar,
kami bukan hanya pelayan negara,
kami adalah manusia yang berkarya,
membawa harapan bagi yang terluka.
Jangan bungkam suara keadilan,
dengarkan jeritan di balik pengabdian,
sebab jika kau terus abaikan,
kesehatan negeri ini akan kehilangan harapan.
"Final< TLS"
Senin, Oktober 28, 2024
"La Voz Silenciada"
By Martins,S.
Oh líder en tu trono tan alto,nos guías sin mostrar preocupación,nuestra voz se pierde entre tus decretos,forzada a callar, aunque inquietos.
En los espacios blancos de nuestra lucha,estamos aquí, salvando vidas a cada instante,pero para ti somos solo números contados,sin alma, sin valor en tus resultados.
Somos el corazón que late fuerte,las manos que curan el dolor y la suerte.Pero a tus ojos, somos solo herramientas,obligados a servir, aunque nuestras almas estén rotas.
Esta nación, nuestra tierra que amamos,ahora nos obliga a mantenernos en silencio.Derechos sofocados, sin dirección,como si nuestra dedicación fuera una ilusión.
Recuerda, oh gran líder de esta nación,no somos solo servidores de la patria en acción.Somos humanos, portadores de esperanza,curando heridas, dando confianza.
No silencies la voz de la justicia,escucha el grito detrás del sacrificio.Porque si nos ignoras sin dudar,la salud de este país perderá su salvación.
&Final&TLS&
Kamis, Oktober 10, 2024
"Karena Kami Dipilih"
Martins,S.
Ini karena menang, katanya,
Kesempatan di tangan, terhormat, katanya,
Biarkanlah, satu demi satu aturan hancur,
Dibengkalai, dibuang,
Selama kami menikmati, tak apa,
Asalkan kami dipilih oleh rakyat.
Kami menggunakan kekuatan,
Karena hasil election,
Kami yang dipilih, kami yang berkuasa,
Undang-undang? Biarlah jadi boneka,
Bisa diatur, bisa direview,
Agar aman dalam kendali kami.
Kesempatan datang, dan mereka diam,
Tak perlu ditanya, tak perlu dijawab,
Asalkan kami yang duduk,
Di kursi yang gemilang,
Di atas janji-janji yang dilupakan.
Suara rakyat, lantang saat dibutuhkan,
Tapi kini sunyi, tak terdengar,
Kami yang memegang kendali,
Dan aturan tunduk, merunduk,
Di bawah kekuatan kami yang kokoh.
Aturan tak lagi jadi batas,
Hanya bayang-bayang masa lalu,
Di depan, ambisi jadi raja,
Sedang rakyat? Biarlah menunggu.
Raja di tahta tak butuh pertanyaan,
Hanya patuh pada keinginan,
Undang-undang ditulis ulang,
Bukan demi rakyat, tapi demi perlindungan,
Agar kami tetap aman, tetap berkuasa.
Apakah ini yang kau pilih?
Rakyat yang terpinggir,
Aturan yang terjepit,
Kesempatan yang tak adil,
Karena kami dipilih—
Atau hanya dipaksa mengerti tanpa kata?
Kau bicara tentang keadilan?
Kami bicara tentang kuasa,
Bukan lagi suara rakyat,
Tapi suara kami yang menentukan arah.
Biar tajam sindiran ini,
Menggores batin, mengguncang nurani,
Merenunglah, wahai pembaca,
Ini bukan tentang kami,
Tapi tentang janji yang tak pernah kembali.
Begitulah caranya,
Agar kami tetap berkuasa,
Sampai semuanya tunduk,
Sampai segalanya diam.
Di balik layar, kami menyusun rencana,
Mengatur langkah, menguasai panggung,
Janji-janji masa lalu tinggal kenangan,
Yang penting kami terus berdiri,
Dan kekuatan tetap di genggaman.
Tak ada lagi ruang untuk bertanya,
Kami sudah tahu jawabannya,
Yang kau harapkan tak lagi penting,
Hanya kami yang berhak berkata,
Hanya kami yang memegang kendali.
Rakyat? Biarkan mereka menunggu,
Berharap di sela retakan janji,
Karena kami yang dipilih,
Kami yang menulis ulang sejarah ini.
Undang-undang adalah alat,
Untuk meneguhkan kuasa yang mutlak,
Kami raja, tak perlu kau pertanyakan,
Asalkan kami tetap aman,
Tak ada yang perlu dihiraukan.
Apa yang kau inginkan,
Apa yang kau pikirkan,
Tak lagi berarti di hadapan kekuasaan,
Karena kini semua berada dalam genggaman kami,
Dan kau? Biarkan mengikuti,
Jejak yang telah kami tentukan.
Merenunglah, wahai rakyat,
Ini bukan tentang kalian lagi,
Ini tentang bagaimana kami bertahan,
Dan menjaga tahta ini tetap tinggi,
Karena kami dipilih,
Dan kami takkan melepaskan kendali ini.
Kami dipilih olehmu, wahai rakyat,
Tapi kini, kami memilih nasibmu.
Undang-undang? Kami yang tulis.
Aturan? Kami yang ubah.
Karena kekuasaan ada di tangan kami,
Dan kalian?
Cukup menunggu di bayang-bayang janji yang tak pernah ditepati.
Selamat datang di kerajaan kami,
Di mana aturan tunduk,
Dan keadilan hanya kata yang hilang di udara.
Karena kami dipilih—
Untuk berkuasa.
Rabu, Oktober 09, 2024
Lentera Tanpa Sinar
By; Martins.S.
Senin, September 30, 2024
"Di Balik Senyap Dendam"
By: Martins.S.
Engkau, yang di kejauhan sana,
Tatapan matamu tajam bak pisau sembilu,
Mengabaikan arah angin yang berbisik lembut,
Menantang luka-luka sunyi yang bersemayam,
Menggendong dendam yang tak pernah padam,
Menopang harapan yang hampir sirna, demi esok yang kau impikan.
Kau peluk angan tentang masa depan yang indah,
Tanah subur yang menanti benih untuk bertunas,
Sayur mayur yang tumbuh menjulang di bawah mentari ramah,
Kau gendong harapan untuk anak cucu tercinta,
Namun di balik indahnya impian itu, tersembunyi amarah yang menyala.
Kau bak perahu di samudra murka,
Tak tahu bagaimana aku berlayar di bawah badai,
Menggapai masa depan yang gemilang dan penuh cahaya,
Kudaki bukit harapan dengan nafas yang hampir putus,
Namun kau, dengan lembut, menutup tirai semua jalanku,
Dengan senyummu yang tenang, menutup pintu-pintu harapan.
Marahmu tak pernah kau nyatakan,
Namun setiap langkahku, kau jerat dengan seutas tali tak terlihat,
Aku berusaha, dengan segala tenaga,
Demi kehidupan yang lebih indah dan sempurna,
Namun kau, seperti angin malam yang dingin,
Menyapu harapanku tanpa suara, meninggalkan sunyi yang tak terhingga.
&final&
Cuitan Nurani di Padang Gurun
By. Martins. S.
*Final*
Jumat, September 13, 2024
Kebenaran di Tengah Kepalsuan
Martins,S
@Final@
Senin, September 09, 2024
Bem-vindo, Santo Padre Francisco,
À Terra Sagrada de Tasitolu, lugar pleno de significado,
£Fim£
-
(Enf.ro Santana Martins) Moras Virus Ebola (EVD) ou Ebola Hemorrhagic Fever (EHF) moras ida ne’ebe mak kona ema kauza husi...
-
By: Martins, S. Vinte e cinco anos já se passaram, Mas as lembranças ainda permanecem, A amarga história não pode ser esquecida, Sob o céu d...
-
"Tribut untuk Pahlawan Cailaco: Pelopor Masa Depan" By: Martins, S(Siarai) Di tanah Cailaco, kau berdiri tegar, Mengukir sejarah...