Selasa, Desember 31, 2024

Novos Passos no Ano Novo



By Martins,S. 
No horizonte, o ano velho se despede,
Deixando memórias que o tempo não cede.
O ano novo chega com esperança em mãos,
Trazendo luz aos nossos corações.

Os ventos de janeiro sussurram promessas,
De bênçãos e caminhos de muitas riquezas.
A paz se instala na alma que confia,
Guiando nossos passos com sabedoria.

Meu irmão, onde quer que você esteja,
Minha prece por você nunca fraqueja.
Que a alegria encha seus dias de cor,
E o amor habite seu interior.

Vamos abraçar o ano que começa,
Com fé no coração e firmeza na promessa.
Pois cada jornada é um presente divino,
Escrito por Deus com um propósito genuíno.

Feliz Ano Novo, amigo e irmão,
Que nossos passos sigam sempre em união.

Langkah Baru di Tahun Baru

 






By Martins,S.

Di ujung senja, tahun lama berakhir,
Menyisakan kenangan yang takkan tergilir.
Tahun baru mengetuk penuh harapan,
Membawa cahaya di setiap impian.

Angin Januari membawa pesan,
Tentang rezeki yang Tuhan tetapkan.
Damai bersemayam di relung jiwa,
Menuntun langkah ke arah surga.

Saudaraku, di mana pun engkau berada,
Doa kupanjatkan untukmu di sana.
Semoga bahagia menyelimuti hari,
Dan cinta mengisi tiap inci nurani.

Mari kita rengkuh tahun yang tiba,
Dengan hati lapang, jiwa yang percaya.
Bahwa setiap perjalanan adalah berkah,
Ditulis Tuhan dengan penuh hikmah.

Selamat tahun baru, sahabat dan saudara,
Semoga langkah kita selalu bermakna.

Jumat, Desember 27, 2024

 

"Bayangan Masa Depan: Transisi Kekuasaan di Negeri Bobonatu"

Di wilayah Maubuti, yang terletak di negeri Bobonatu, berdiri sebuah kerajaan yang dulunya makmur. Kerajaan ini pernah menjadi simbol kekuatan dan kemegahan, terutama di bawah kepemimpinan Raja Mauklor yang bijaksana. Namun, waktu tidak bisa dilawan. Raja Mauklor, bersama para penasihatnya yang setia seperti Mauklelo, Bauseo, Mausae, dan Buikalo, kini menua. Kekuasaan kerajaan mulai goyah seiring berjalannya waktu. Proses transisi ke generasi berikutnya menjadi sebuah permasalahan besar. Usia para pemimpin kerajaan telah membuat mereka sadar bahwa mereka tak lagi dapat memimpin sepenuhnya. Namun, pengalaman pahit masa lalu di era Abad Sion menghantui setiap keputusan.

Kenangan Kelam Abad Sion

Pada Abad Sion, Raja tertua kala itu memutuskan menyerahkan kekuasaan kepada putranya yang dianggap layak. Namun, keputusan tersebut ternyata melahirkan konflik baru. Sang Raja, yang tak mampu melepaskan ambisinya terhadap tahta, kembali merebut kekuasaan. Perebutan ini menciptakan perpecahan besar di dalam kerajaan. Para panglima militer, yang merasa terpinggirkan, mulai bergerak membentuk aliansi untuk menjaga kestabilan negeri. Namun, langkah ini malah memperparah situasi. Raja tertua kehilangan kepercayaan rakyatnya, dan para pemberontak dari dalam istana mencoba mengambil keuntungan dari ketidakstabilan tersebut. Kerajaan hampir runtuh, hingga akhirnya kekuasaan diserahkan kepada para panglima sebagai upaya terakhir untuk menyelamatkan negeri.

Namun, pemerintahan militer itu tidak bertahan lama. Para panglima, meskipun berani, tidak memiliki kemampuan diplomasi yang cukup untuk menjaga kestabilan di istana. Setelah beberapa tahun pemerintahan militer, Raja kembali mengambil tahta, kali ini dengan mengandalkan proses rekonsiliasi besar-besaran. Semua pihak, termasuk para pemberontak, diajak masuk ke dalam lingkaran kekuasaan. Hasilnya adalah pemerintahan yang penuh dengan intrik dan konflik kepentingan, tetapi cukup untuk menjaga kerajaan dari kehancuran total.

Kekhawatiran Masa Kini

Kenangan pahit itu menjadi pelajaran bagi Raja Mauklor. Ia tahu bahwa transisi yang buruk hanya akan membawa kehancuran. Namun, ia juga menyadari bahwa generasi penerus kerajaan belum siap memikul tanggung jawab besar ini. Para pangeran muda lebih sibuk menikmati kemewahan istana daripada mempersiapkan diri untuk memimpin. Mereka tidak memahami sejarah kelam kerajaan, apalagi urgensi persiapan untuk masa depan.

"Yang Mulia, kita tidak bisa terus menunggu," kata Bauseo suatu hari dalam pertemuan para penasihat. "Para penerus harus dilatih sejak sekarang. Jika tidak, sejarah Abad Sion akan terulang."

Mauklelo menambahkan, "Tapi bagaimana jika mereka tidak pernah siap? Aku khawatir para penerus ini hanya akan menjadi boneka di tangan mereka yang ingin mengambil alih kekuasaan."

Mausae, yang biasanya tenang, terlihat gelisah. "Rakyat sudah mulai berbicara, Yang Mulia. Ketidakpastian ini membuat mereka takut. Mereka tidak ingin kembali ke masa di mana panglima memimpin dengan tangan besi."

Raja Mauklor terdiam sejenak, memandang jauh ke luar jendela istana yang menghadap ke desa-desa di bawahnya. Dalam hatinya, ia tahu bahwa mereka semua benar. Namun, ia juga sadar bahwa memaksa transisi tanpa kesiapan bisa lebih berbahaya daripada mempertahankan status quo. “Kalian semua mengatakan hal yang benar, tetapi bagaimana kita melatih generasi yang tidak peduli? Jika mereka tidak memiliki rasa tanggung jawab, pelatihan apa pun tidak akan membuahkan hasil,” ujar Raja dengan nada prihatin.

Para penasihat saling berpandangan. Mauklelo akhirnya angkat bicara, "Mungkin kita perlu mempersempit pilihan, Yang Mulia. Daripada mengharapkan semua pangeran siap, kita fokus pada satu atau dua orang yang paling mungkin berhasil. Dengan demikian, kita dapat mengarahkan seluruh perhatian dan sumber daya kepada mereka."

Bauseo mengangguk setuju. "Namun, kita juga harus memperhatikan kaum kontemporer, Yang Mulia. Mereka semakin mendapatkan dukungan di luar istana. Jika kita tidak segera menunjukkan arah yang jelas, mereka bisa menjadi ancaman nyata bagi kestabilan kerajaan."

Mausae menambahkan dengan suara yang penuh kehati-hatian, "Mungkin inilah saatnya kita melibatkan rakyat, setidaknya untuk mendapatkan dukungan mereka. Jika rakyat merasa dilibatkan dalam proses transisi, mereka tidak akan mudah dipengaruhi oleh kaum kontemporer atau pemberontak lainnya."

Raja Mauklor mendengar semua usulan itu dengan seksama. Ia merasa terjepit antara keharusan menjaga kestabilan dan kebutuhan untuk mempersiapkan masa depan. Dengan suara berat, ia berkata, “Baiklah, kita mulai dengan langkah kecil. Kumpulkan semua pangeran dan kaum kontemporer terkemuka. Aku ingin mendengar langsung dari mereka. Ini bukan hanya tentang aku atau kalian—ini tentang Bobonatu.”

Keputusan Sulit Raja Mauklor

Raja Mauklor mendengarkan dengan saksama. Ia tahu waktu tidak berpihak padanya. "Aku telah memimpin kalian selama bertahun-tahun. Aku tidak ingin meninggalkan kerajaan ini dalam kehancuran. Kita harus memulai transisi sekarang, tapi dengan pengawasan ketat."

Maka dimulailah sebuah program pelatihan intensif bagi para pangeran dan putri kerajaan. Mereka diajarkan tentang politik, diplomasi, dan strategi militer. Namun, hasilnya tidak memuaskan. Para pangeran muda menunjukkan kurangnya dedikasi, sementara para penasihat mulai kehilangan harapan.

Kaum Kontemporer dan Ancaman Baru

Di luar istana, kaum kontemporer, sekelompok bangsawan muda yang percaya pada reformasi, mulai menyusun rencana. Mereka merasa bahwa kerajaan membutuhkan pemimpin yang lebih segar dan berani. Namun, mereka tahu bahwa mengambil alih kekuasaan tanpa kesiapan hanya akan mengulang sejarah kelam Abad Sion.

"Jika kita tidak bergerak sekarang, kita akan kehilangan kesempatan," kata Buikalo, salah satu pemimpin kaum kontemporer.

"Tapi jika kita bergerak terlalu cepat, negeri ini akan jatuh dalam kekacauan," jawab Mausae.

Harapan untuk Negeri Bobonatu

Meski kisah transisi di Bobonatu penuh dengan tantangan dan ketidakpastian, rakyat tetap memelihara harapan. Di setiap sudut desa, mulai dari pasar kecil hingga ladang-ladang luas, bisikan doa dan keinginan akan masa depan yang lebih baik terus terdengar. Mereka berharap suatu hari nanti, negeri ini akan dipimpin oleh pemimpin yang tidak hanya bijaksana tetapi juga berani mengambil keputusan untuk kebaikan semua. Pemimpin yang belajar dari sejarah kelam Abad Sion, memahami penderitaan rakyat, dan memprioritaskan keadilan di atas segalanya.

Harapan itu tidak hanya tertuju pada raja, tetapi juga pada generasi muda, para pangeran, dan putri yang akan menjadi penerus. Rakyat percaya bahwa jika mereka dibimbing dengan baik, dilatih dengan penuh tanggung jawab, dan diberikan kesempatan yang adil, mereka akan menjadi pemimpin yang mampu menjaga kejayaan Bobonatu.

Analisis Masa Depan: Ancaman atau Peluang?

Masa depan negeri Bobonatu berada di persimpangan jalan yang rumit. Jika transisi kekuasaan dilakukan dengan buruk, kerajaan ini menghadapi risiko besar. Ketidaksiapan para pangeran muda dan tekanan dari kaum kontemporer dapat memicu ketidakstabilan politik. Dalam skenario terburuk, konflik internal dapat pecah, menyeret Bobonatu kembali ke era kehancuran seperti pada Abad Sion.

Namun, ancaman ini juga membawa peluang. Jika Raja Mauklor mampu mengelola transisi dengan bijak, melibatkan semua pihak, dan memperkuat kepercayaan rakyat, negeri ini bisa memasuki era baru yang lebih stabil dan makmur. Kuncinya terletak pada kemampuan para pemimpin untuk belajar dari sejarah, mengutamakan dialog, dan menjaga keseimbangan antara tradisi dan reformasi.

Pada akhirnya, masa depan Bobonatu tergantung pada bagaimana setiap pihak menjalankan perannya. Apakah mereka akan memilih jalan konflik, atau bekerja sama demi menjaga kedamaian dan kejayaan negeri ini? Waktu yang akan menjawab, tetapi satu hal pasti: keberhasilan atau kegagalan mereka akan menjadi catatan penting dalam sejarah Bobonatu.

Di bawah langit Maubuti yang luas, rakyat terus bekerja keras, menyulam mimpi-mimpi sederhana dalam kehidupan mereka sehari-hari. Mereka tahu bahwa masa depan tidak hanya bergantung pada pemimpin, tetapi juga pada usaha bersama untuk menciptakan negeri yang damai, makmur, dan adil bagi semua. Meski hari ini mereka menghadapi tantangan besar, rakyat Bobonatu tidak menyerah. Mereka menanam harapan seperti benih di tanah subur, percaya bahwa suatu hari nanti, negeri ini akan kembali bersinar di bawah bimbingan pemimpin yang layak dan hati yang tulus.

 

Rabu, Desember 25, 2024

Tali Persahabatan di Jejak Waktu


 


By Martins,S 

Di bawah langit yang pernah kita rengkuh bersama,
Hari demi hari menjelma kisah tak terhingga,
Kita menoreh bukan sekadar mimpi,
Namun ikatan hati, tak lekang dimakan hari.

Sepuluh tahun, sahabat, kita berdiri bahu-membahu,
Menghadang badai, merangkai harapan di tiap waktu,
Namun kini mandat selesai, arah kita menjauh,
Tapi izinkan kenangan itu tetap menyatu di kalbu.

Apakah kau ingat tawa yang pernah kita rajut?
Atau air mata yang diam-diam mengalir lembut?
Semuanya, sahabat, menjadi bagian dari jiwa,
Mengisi ruang rindu yang tak pernah fana.

Hari ini, aku memanggilmu dari kejauhan,
Menggapai tanganmu, walau hanya dalam bayangan,
Jangan biarkan tali ini terurai dalam senyap,
Karena kehilanganmu akan menjadi luka yang tak bersekat.

Jika pernah ada salah yang menggoreskan perih,
Maafkan, biarkan itu luruh seperti embun pagi,
Karena persahabatan kita terlalu indah,
Untuk dibiarkan hilang dalam kabut yang pasrah.

Sahabat, mari kita tetap saling menguatkan,
Walau waktu dan jarak terus memisahkan,
Aku percaya, hati kita terikat dalam keabadian,
Seperti bintang yang tetap bersinar di kegelapan.

Dan bila esok kau jatuh, aku akan ada,
Meski hanya dengan doa yang lirih mengudara,
Karena kita, sahabat, adalah jiwa yang menyatu,
Dipeluk oleh kenangan dan harapan yang tak pernah beku.

Mari, rangkai kembali cerita ini,
Bukan untuk hari lalu, tapi untuk masa depan nanti,
Agar persahabatan kita tetap abadi,
Hingga akhir napas dunia menghentikan diri.

Senin, Desember 23, 2024

Konétividade CPLP no Common Wealth: Solusaun ba Desempregu iha Timor-Leste?

 

By: Martins.S.

Introduzaun

Desempregu hanesan problema seriu ne’ebé impacta dezenvolvimentu Timor-Leste, liuhosi kontribuisaun ba pobreza no instabilidade sosial. Depois da independénsia, Timor-Leste elabora lian ofisiál português no tétum, no inglês ho indonézio hanesan lian traballu. Lian ne’e nia implementasaun mak sei forma plataforma ida atu promova konétividade internasionál no asesu ba oportunidade empregu.

Maibé, desemvolvimentu kapasidade linguística no ténika juventude sei enfrenta dezafiu. Domina lian português iha nivel altu no asesu limitadu ba formasaun profisionál sai fator barak hodi hetan serbisu. Problema ne’e la’ós de’it tama iha área linguístika, maibé mos iha área edukasaun no konétividade ho mundu CPLP.

Konétividade ho CPLP no Lingua ba Common Wealth bele fó oportunidade mak signifikante ba empregu iha area lusofón. Tanba ne’e, analisa krítika no solusaun sira mak presiza hodi mapeia trajetória dezenvolvimentu sustentável.

Artikulu ida-ne’e sei eksplora kontribuisaun lian português no edukasaun, rol CPLP no konétividade ho Common Wealth, no apresentasaun analisa krítika ho solusaun ne’ebé relevante ba problema desempregu iha Timor-Leste.

Lian Português no Desempregu iha Timor-Leste

Depois da restaurasaun  independénsia, Timor-Leste adota português hanesan lian ofisiál, maibé dominasaun juventude iha lian ne’ebe  limitada. Problema ne’e mos iha relasaun ho falta asesu ba edukasaun inkluzivu no limitasaun métoda ensino ne’ebé implementa.

Timor-Leste iha priviléjiu iha CPLP, maibé kapasidade juventude atu kompeti iha nivel CPLP presiza domina lian português ho diak. Programa formasaun iha tétum la’ós sei sustenta dominasaun lian português ne’ebé presiza ba pozisaun internasional.

Analisa krítika husi sistema edukasaun iha Timor-Leste katak falta programa bilingue integradu sei la’ós de’it halo juventude la domina português, maibé mos la fo kontribuisaun iha kompetisaun internasional.

Solusaun bele inklui fo prioriza asaun kapasita profesór iha ensino português, reforsa programa formasaun online no presensiál ba juventude, no halo kampaña promosaun motivasaun atu aprende lian ofisiál. Juventude presiza hetan mentoria no asesu liuhosi programa stáji iha institusaun CPLP.

Edukasaun ho Solusaun ba Desempregu

Edukasaun hanesan fundamentu ba dezenvolvimentu kapasidade juventude, maibé sistema edukasaun iha Timor-Leste enfrenta desiçensa iha kalidade no relevánsia. Kuríkulu ne’ebé implementa barak liu sei fokús teoriku, maibé la promova kapasidade prátika hodi tama iha merkadu traballu.

Juventude remata universidade, maibé sertifikadu ka kuñesimentu sira barak la adáta ho nesesidade emplegador. Problema ida ne’e halo barak juventude sente dezmotiva tanba kapasidade ne’ebé hetan la responde nesesidade profesionál.

Analisa krítika ba problema ida-ne’e hodi haré katak sistema edukasaun presiza reforma kontinua atu responde evolusaun iha merkadu global. Juventude presiza edukasaun ténika-profisional, inklui formasaun spesífiku iha área lusofón no inovasaun.

Solusaun bele inklui reforma edukasaun iha nivel sekundáriu  ho programa formasaun spesífiku, halo parseiru ho institusaun internasional, no halo koordinasaun ho ministeriu relevante hodi estabelese plataforma edukasaun ne’ebé liga juventude ho mundo internasional.

Konétividade CPLP ho Solusaun Desempregu

Timor-Leste hanesan membru CPLP, ne’ebé konsidera plataforma ida importante hodi liga juventude Timor ho oportunidade internasional. Iha CPLP, iha programa mobilidade akadémika no traballu ne’ebé bele hetan benefísiu diréitu ba juventude Timor.

Maibé, juventude barak enfrenta limitasaun tanba falta dominasaun lian português no kapasidade spesífiku iha área profesiónal. Problema ne’e halo Timor-Leste la kompetitivu iha nivel internasional, maski asesu ba plataforma CPLP.

Analisa krítika husu halo fortifikasaun kapasidade liuhosi programa mobilidade estudante no partisipasaun iha programasaun internasional. Juventude presiza asesu ba treinu ténika no profesiónal ida-ne’ebé kompatível ho merkadu CPLP.

Solusaun inklui estabelese programa treinamentu iha lingua português ho área spesífiku, halo parseiru ho instituisaun lusofón ba estáji no formasaun profisional. Kooperasaun ho setór privadu CPLP mos bele loke asesu ba empregu ba juventude Timor.

Konétividade Common Wealth ho Benefísiu Timor-Leste

Maski Timor-Leste la’ós parte ofisiál husi Common Wealth, konétividade linguística hodi lian inglês bele sai fátor impotante iha promovimentu kapasidade juventude ba empregu internasional. Lian inglês hanesan lingua globál no asesu ba merkadu traballu barak presiza dominasaun ne’e.

Timor-Leste iha oportunidade atu utiliza konétividade ida ne’e, liuhosi promosaun edukasaun multilingue. Juventude ne’ebé domina inglês, português, no tétum bele sai rekursu riku ida hodi liga Timor ho Common Wealth no CPLP.

Analisa krítika haré katak edukasaun multilingue hela iha nível frajíl tanba falta planeamentu no investimentu estrategiku. Juventude presiza asesu ho programa treinamentu no internasaun atu liga ho merkadu internasional.

Solusaun inklui halo kolaborasaun ho institusaun edukasaun iha Commonwealth, no programa partisipasaun iha projetu internasional. Juventude presiza asesu kontinua ba kapasidade linguística no profisional hodi responde nesesidade merkadu global.

Konkluzaun

Desempregu iha Timor-Leste sei rekere asesu kontinua no implementasaun politika integradu. Dominasaun lian português no inglés, reforma edukasaun no konétividade CPLP no Common Wealth sei forma trajektória ba solusaun ida ne’ebé efikaz.

Timor-Leste tenke utiliza konétividade linguístika hanesan plataforma atu fortifika kapasidade juventude no aumenta kompetitividade iha nivel internasional. Programa treinu, mobilidade no kolaborasaun internasional sei forma fundasaun ba dezenvolvimentu sustentável.

Juventude hanesan futuru nasaun, no kapasidade sira presiza valorizasaun liuhosi investimentu iha edukasaun no konétividade. Nu’udar nasaun ida ne’ebé iha identidade linguístika ki’ik maibé forte, Timor-Leste bele transforma dezafiu ba oportunidade.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> 

Problema ruma ne’ebé estudante sira enfrenta iha Timor-Leste katak, maski sira aprende tiha língua Portugés iha eskola, sira la bele prátika iha vida moris, espesialmente iha komunidade. Ne’e sai tanba fátor balun ne’ebé aféita kapasidade sira atu uza língua Portugés de forma ativu.

Primeiru, língua Portugés la iha uzu amplu iha Sosiedade, ne'ebé nia ba maioria komunika iha língua Tetum ou língua lokal seluk. Maski língua Portugés sei ho hakarak ho língua offisial iha Konstituisaun Timor-Leste, utilizasaun ne’e loke la amplu. Ne’e kria diferensa entre katak sira aprende iha eskola no katak sira prátika iha vida real. Se la iha ambiente ne’ebé suporta uzu língua Portugés, estudante la bele desenvolve kapasidade sira atu fala no eskrebe iha língua nee.

Segundu, iha persépsaun iha parte komunidade katak língua Portugés laé importante iha vida moris, ne’e maka sira laos motivadu atu aprende língua nee ho buat barak. Sira preferi uza Tetum ou Indonézia, ne’ebé familiar no bele komunika diak iha vida moris. Se la iha motivasaun no aplikasaun iha vida real, kapasidade sira ba língua Portugés iha eskola sei sei la efektivu.

Iha terceru, maski iha esforsu hodi aumenta uzu língua Portugés iha setor governu no edukasaun, ainda iha desafios besar iha implementasaun. Programas de formasaun ba mestri língua Portugés la iha mo’os, material didátiku ne’ebé la hatudu kontéstu lokal la faze ensinu língua Portugés iha eskola la esplora. Tanba nee, estudante la apenas enfrenta difikuldade ba kumpriende língua nee, maibe mos iha aplikasaun praktiku iha vida moris.

Solusaun ida, presiza iha politika ne’ebé ajuda ba uzu língua Portugés iha vida moris. Governu bele hatudu oportunidade ba estudante atu interaktiva iha língua Portugés fora eskola, hanesan hodi organiza atividada sociais, programas de troka kultura, no media sosial husi língua Portugués. Mos, importante hodi mellora qualidade ensinu língua Portugés iha eskola ho formasaun ba mestri ne’ebé di'ak no material didátiku ne’ebé relevanti. Ne’e bele ajuda hodi kria ambiente ne’ebé suporta estudante atu aprende no uza língua Portugés iha vida moris.

Hanesan problema ne’ebé sira hamutuk, falta promosaun iha mídia sosial no kampaña regulares mos agrava situasaun ne’e. Maski língua Portugés língua offisial, promosaun utilizasaun nee la hatudu amplu, maski husi plataforma mídia sosial, ne’ebé agora sei sai fasilidade komunikasaun priméiru ba gerasaun joven. Se la iha iniciativa hodi introduz no populariza língua Portugés iha mídia sosial, estudante no komunidade la senti motivasaun atu prátika.

Hodi insentiva uzu língua Portugés, kampaña ne’ebé forti iha mídia sosial presiza faze. Ida-ne’e bele faze ho konkursaun de oratória, competição de escrita, ou desafio de fala língua Portugés, ne’ebé atrai interesu estudante no komunidade geral. Kompetisaun ne’e bele motivadu sira hodi mais treina no mellora kapasidade sira iha língua Portugés, mos bele introduz língua Portugés de forma ne’ebé divertido no interativo.

Governu no institusion edukasion bele kooperativa ho mídia sosial hodi promova língua Portugés husi kontentu atraenti no edukativu, hanesan video tutorial, kuis língua ou podcast ho língua Portugés. Ne’e mak oferece oportunidade ba komunidade atu interaktiva ho língua Portugés de forma mais descontraída, la restritu ba salã eskola deit.

Ho promosaun ne’ebé forte husi mídia sosial no kampaña organizadu, língua Portugés bele mais rekuñesidu no aceita iha populasaun Timor-Leste, mos bele ajuda estudante hodi prátika língua Portugés fora eskola. Ne’e bele aproxima sira ba uzu língua Portugés ne’ebé mais real no funsional iha vida moris.

#final#

 

Kamis, Desember 19, 2024

Timor Leste, Terra Abencoada

By: MARTINS.S

Timor-Leste, terra abençoada,

Sob o céu vasto e brilhante,

Raios de sol tocam o chão,

E a esperança cresce a cada instante.


Das montanhas ao mar profundo,

Seu coração pulsa forte,

Em cada canto, em cada povo,

Reside a força do nosso norte.


Timor-Leste, terra de cor e alma,

Onde a luta e a paz se entrelaçam,

Entre sorrisos e lágrimas de dor,

Cresce a vontade de ser melhor.


Juntos, erguemos este chão,

Com trabalho, coragem e amor,

Construindo um futuro com a mão,

Para a liberdade e o esplendor.


Timor-Leste, orgulho e fé,

O teu povo é tua força e razão,

Preservaremos tua história e cultura,

Para as futuras gerações, com dedicação.


Amor no Mundo Digital: Nao seja Vitima

 "Amor no Mundo Digital: Não Seja Vítima"


No mundo digital, o amor parece real,

Palavras doces dançam na tela,

Mas cuidado, não se deixe enganar,

Pois nem tudo que brilha é o que parece ser.


O amor que surge entre mensagens e fotos,

Às vezes é apenas uma ilusão,

Por trás das palavras podem estar mentiras,

Fazendo do coração uma vítima sem direção.


Não deixe o mundo digital destruir você,

O amor verdadeiro não vem apenas pela tela,

Seja cauteloso ao escolher seu caminho,

Para não se tornar uma vítima perdida na espera.


Cuide do seu coração e da sua mente,

Não deixe o mundo virtual controlar,

O amor genuíno vem com o tempo,

Não se deixe enganar, mantenha-se alerta.


Kamis, Desember 12, 2024

Ita Nia Hanoin: Resolusaun Governu N.º 57/2024 Maka Justu ba Funsionáriu Administrasaun Públika?


Iha loron 4 Outubru 2024, Governu Timor-Leste aprova Resolusaun Governu N.º 57/2024 ne'ebé regula implementasaun ba regime ekskluzividade ba funsionáriu no agente Administrasaun Públika. Politika ida-ne'e ho objetivu atu asegura integridade, efisiénsia, no profisionalizmu iha servisu públiku. Maibé mosu pergunta importante: politika ida-ne'e maka justu ba funsionáriu ka lae?

Kontiudu Prinsipál Resolusaun

Resolusaun ida-ne'e sublinha prinsipiu sira importante:

  1. Administrasaun Livre no Efetivu: Funsionáriu tenki livre hosi konflitu interese no bele halo servisu ho efisiénsia.

  2. Kumprimentu Ekskluzividade: Funsionáriu tenki dedica tempu kompletu ba sira-nia kargu públiku, tanba la bele hala'o traballu barak seluk ne'ebé hetan pagamentu.

  3. Proibi Interese Pessoal: Funsionáriu la bele iha interese pessoal ne'ebé bele halo konflitu ho independénsia ka profisionalizmu sira.

Justisa ba Funsionáriu: Ita Nia Perspetiva

Hodi avalia se politika ida-ne'e justu ka lae, iha buat balu tenki konsidera:

  1. Direitu ba Renda Tamba Traballu Seluk

    Politika ida-ne'e proíbe funsionáriu hodi hetan traballu barak seluk ne'ebé hetan pagamentu. Ba funsionáriu sira ne'ebé hetan salariu ki'ik, traballu seluk maka dalan ida hodi sustenta sira-nia moris. Governu tenki konsidera atu ajusta sira-nia salariu hodi garante sira-nia bienestar semak presiza buka renda seluk.

  2. Balansu iha Karga Servisu

    Resolusaun ida-ne'e husu dedikasaun kompletu hosi funsionáriu. Maibé, governu nia parte maka garante katak karga servisu ne'ebé fahe ba sira maka ajustu ho kapasidade funsionáriu sira ka lae? Tanba, karga servisu ne'ebé la'o ladún, bele foun hatudu funsionáriu sira hatene uluk.

  3. Implementasaun Konsistente

    Politika ida-ne'e justu ka lae mos depende ba konsisténsia iha nia implementasaun. Se iha xcepsaun ka favoritismu, konfiança hosi funsionáriu ba politika ida-ne'e bele halo tu'ir. Governu tenki hakerek katak reimulasaun ida-ne'e aplika ba funsionáriu hotu-hotu, inklui mos sira ne'ebé iha kargu aas.

  4. Monitorizasaun no Avaliasaun

    Resolusaun ida-ne'e husu auditoria no inspeksaun ba funsionáriu sira. Maski prosesu ida-ne'e importante hodi asegura kumprimentu, tenki hala'o ho transparénsia no justisa, la bele halo ambiente ne'ebé halo funsionáriu sente presija ka tauk.

Impactu Positivu hosi Politika

Se implementasaun halo di'ak, Resolusaun Governu N.º 57/2024 bele:

  • Aumenta Profsionalizmu: Dedikasaun total ba servisu públiku sei ajuda funsionáriu atu produtivu liu no servisu ba povu ho qualidade.

  • Forsa Konfiansa Públiku: Integridade maka bele aumenta konfiansa hosi povu ba governu.

Sira Nia Recomendasaun ba Implementasaun Justu

  1. Ajusta Salariu: Governu tenki asegura katak salariu funsionáriu maka sufisiente atu sustenta moris no sira la bele buka traballu seluk.

  2. Konsulta ho Funsionáriu: Antes implementasaun total, governu tenki fó espasu atu lori funsionáriu hanoin ida kona ba desafio no sira-nia nesesidade.

  3. Mekanizmu Reklamasaun: Fornece mekanizmu transparénsia ne'ebé funsionáriu bele usa hodi lori sira-nia queixa kona-ba politika ida-ne'e.

  4. Avaliasaun Periódika: Politika ida-ne'e tenki halo avaliasaun regularmente hodi monitora nia efetividade no justisa iha nia implementasaun.

Konkluzaun

Resolusaun Governu N.º 57/2024 maka dalan importante atu hasai integridade no efisiénsia iha Administrasaun Públika. Maibé, justisa hosi politika ida-ne'e ba funsionáriu depende ba governu nia kapasidade hodi responde ba bienestar, konsisténsia implementasaun, no gestao karga servisu. Ho abordagem inklusivu no transparénsia, politika ida-ne'e bele baze forte hodi servisu públiku ne'ebé di'ak liu iha Timor-Leste. 

Selasa, Desember 10, 2024

Keheningan di Liamata, Negeri Acugua



 CERPEN(FIKTIF)

"Keheningan di Liamata, Negeri Acugua"

Di negeri ACUGUA yang penuh dengan misteri dan keindahan, terdapat sebuah desa bernama Liamata. Desa ini terletak di kaki gunung yang megah, dikelilingi oleh sungai yang berkilauan dan ladang-ladang subur yang memberi kehidupan. Alam yang indah ini menyembunyikan kisah-kisah duka tentang kesulitan hidup yang dialami rakyatnya. Rakyat Liamata kini menderita dalam keheningan, karena mereka tidak hanya berjuang dengan alam, tetapi juga dengan kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada mereka.

Di tengah-tengah desa itu berdiri sebuah bangunan bernama Rumah Penawar, yang dahulu dikenal sebagai tempat penyembuhan bagi mereka yang sakit. Namun, Rumah Penawar kini kosong, tidak berfungsi, dan dibiarkan terbengkalai. Rumah yang seharusnya menjadi simbol harapan kini menjadi saksi bisu bagi ketidakpedulian pemimpin negeri. Rakyat yang datang ke sana hanya untuk menemukan keputusasaan, karena tidak ada lagi obat atau tenaga kesehatan yang bisa membantu mereka.

Raja ACUGUA, pemimpin negeri ini, duduk di singgasananya yang megah di istana yang jauh dari masalah rakyat. Di antara banyak harta dan kekuasaan, Raja hanya mengeluarkan janji-janji indah tanpa tindakan nyata. Rakyat yang kesakitan menunggu dengan sabar, berharap ada perubahan, namun tak ada yang datang. Pemerintahannya sibuk dengan kata-kata manis, tetapi tidak mendengarkan jeritan rakyat yang membutuhkan bantuan nyata.

Namun, dalam kekosongan dan keputusasaan, lima sahabat dari Liamata memutuskan untuk bertindak. Mereka adalah Malikucu, seorang pemikir bijak, Ambere, ahli ramuan muda, Buikotak, pembuat strategi ulung, Soiloe, penjaga tradisi, dan Malidao, pemimpin yang berani. Mereka tidak tinggal diam melihat penderitaan yang terjadi di sekitar mereka.

Malidao mengumpulkan mereka di sebuah lumbung tua, tempat yang sering mereka gunakan untuk merencanakan tindakan. "Sudah cukup kita menunggu. Raja terus menjanjikan perubahan, tetapi tidak ada yang terjadi. Rakyat kita sakit, anak-anak kita lemah, dan Rumah Penawar kosong. Kita tidak bisa hanya diam," kata Malidao dengan tegas.

Ambere, yang sebelumnya sering meramu obat untuk rakyat, mengangguk setuju. "Aku tidak bisa lagi merawat mereka tanpa ramuan yang cukup. Jika ini terus berlanjut, kita akan kehilangan lebih banyak nyawa. Kita harus bertindak."

Buikotak, yang terkenal dengan kemampuannya merancang strategi, menimpali, "Kita harus pergi ke istana, berbicara langsung kepada Raja. Tapi kali ini, kita tidak hanya datang untuk meminta. Kita datang untuk menuntut perubahan."

Soiloe menambahkan, "Kita harus menjaga tradisi, tetapi juga belajar untuk berjuang demi masa depan. Kita tidak bisa terus membiarkan keadaan ini seperti ini."

Malikucu, yang selalu berpikir jauh ke depan, berkata, "Raja tidak akan mendengarkan kita jika kita tidak bersatu. Kita harus membawa suara seluruh rakyat."

Kelima sahabat itu berangkat ke istana pada suatu pagi yang cerah. Mereka berjalan melalui hutan lebat, melewati bukit terjal, dan menyusuri sungai deras. Sepanjang perjalanan, mereka bertemu dengan banyak rakyat Liamata yang memberi mereka dukungan. Seorang ibu tua memberi mereka sebotol air sambil berkata, "Bawa suara kami ke istana. Semoga kalian berhasil."

Sesampainya di istana, penjaga yang gagah menghalangi mereka. Namun, Malidao dengan penuh keberanian menyerukan, "Kami adalah suara Liamata! Kami datang untuk berbicara dengan Raja. Biarkan kami masuk!"

Di aula megah yang dipenuhi gemerlap emas dan permata, Raja ACUGUA duduk di singgasananya. Dengan senyum yang terkesan angkuh, ia berkata, "Apa yang kalian inginkan, rakyat kecil dari Liamata?"

Malikucu, dengan suara yang tenang tetapi penuh keyakinan, menjawab, "Kami datang untuk menuntut perubahan nyata. Rumah Penawar kosong, rakyat kami sakit, anak-anak kami sekarat. Kami tidak bisa terus menunggu janji-janji kosong. Kami ingin tindakan, bukan kata-kata."

Raja hanya tertawa kecil, "Kalian harus bersabar. Perubahan membutuhkan waktu. Aku sedang menyusun rencana besar untuk seluruh negeri, termasuk Liamata."

Ambere, yang tidak bisa menahan emosinya, berkata dengan keras, "Berapa lama lagi kami harus menunggu, Yang Mulia? Anak-anak tidak bisa menunggu! Jika rencana besar itu hanya ada dalam kata-kata, kami tidak butuh lagi mendengarnya!"

Namun, Raja tampak mengabaikan mereka dan melambaikan tangan, memerintahkan penjaga untuk mengantar mereka keluar. "Kalian bisa pergi sekarang. Aku akan mempertimbangkan apa yang kalian katakan."

Kelima sahabat itu kembali ke Liamata dengan hati yang hampa. Mereka tahu bahwa Raja tidak akan mendengarkan mereka. Namun, Malidao berkata dengan penuh tekad, "Kita tidak bisa lagi bergantung pada Raja. Jika kita menunggu lebih lama, keadaan akan semakin buruk. Kita harus bangkit dan mencari solusi kita sendiri."

Ambere mulai mengajarkan para pemuda cara meramu obat dari tanaman herbal yang ada di sekitar mereka. Soiloe mengumpulkan cerita-cerita leluhur untuk membangkitkan semangat rakyat agar mereka tidak menyerah. Buikotak merancang strategi agar setiap keluarga dapat berperan dalam merawat sesama. Malikucu, dengan pengetahuannya, menulis surat kepada desa-desa tetangga untuk bergabung dalam gerakan ini, membentuk aliansi yang kuat.

Namun, meskipun mereka bekerja keras, kekurangan obat-obatan tetap menjadi masalah besar. Rakyat Liamata semakin kesulitan menemukan obat yang mereka butuhkan. Rumah Penawar tetap kosong, dan tidak ada yang bisa menggantikan fungsi tempat tersebut. Banyak yang mulai jatuh sakit dan tidak ada yang bisa membantu mereka.

Raja, yang awalnya sibuk dengan janji-janji manis, akhirnya merasa cemas melihat kondisi rakyatnya yang semakin menderita. Ia memutuskan untuk bertindak, tetapi sayangnya, ia membuat keputusan yang sangat keliru. Raja memerintahkan seorang insinyur, yang terkenal karena kemampuan teknisnya dalam membangun infrastruktur, untuk mengelola pabrik obat-obatan yang baru dibangun.

Namun, insinyur tersebut bukan seorang ahli farmasi atau tenaga medis. Ia tidak mengerti bagaimana cara meramu obat dengan benar. Meskipun fasilitas pembuatan obat sudah dibangun, obat-obatan yang diproduksi tidak sesuai dengan kebutuhan rakyat. Ramuan-ramuan yang seharusnya membantu, justru tidak memberikan efek apa-apa.

Ketika rakyat mengetahui bahwa obat-obatan yang dihasilkan tidak memberikan manfaat, mereka mulai merasa kecewa. Mereka sadar bahwa mereka membutuhkan obat yang tepat dan bukan ramuan yang gagal. Namun, meskipun mereka tahu bahwa keputusan Raja salah, mereka tidak berani untuk berbicara. Mereka takut akan konsekuensi jika melawan Raja, yang masih memiliki kekuasaan penuh atas mereka.

Rakyat Liamata lebih memilih diam, menahan rasa sakit, dan berharap keadaan akan membaik dengan sendirinya. Mereka merasa bahwa mereka tidak memiliki kekuatan untuk mengubah apa pun. Kesedihan semakin mendalam, namun keberanian untuk melawan kekuasaan Raja tidak ada lagi. Mereka merasa terperangkap dalam ketidakpastian dan ketakutan.

Hari demi hari, keadaan semakin buruk. Rakyat terus menderita, dan tidak ada solusi yang datang. Rumah Penawar tetap kosong, fasilitas pembuatan obat gagal berfungsi, dan Raja tidak melakukan apa pun untuk memperbaiki situasi. Sementara itu, para sahabat dari Liamata tetap bekerja keras di balik layar, meskipun tanpa dukungan dari Raja.

Namun, dalam keheningan itu, mereka terus mencari cara untuk mengatasi masalah. Ambere dan Soiloe melanjutkan pengajaran mereka tentang ramuan herbal dan pengobatan tradisional. Buikotak merancang strategi untuk meningkatkan kesadaran di kalangan rakyat. Malikucu terus menulis surat dan menggalang dukungan dari desa-desa tetangga.

Meski dihadapkan pada banyak kesulitan, rakyat Liamata tidak menyerah. Mereka menyadari bahwa mereka tidak bisa terus bergantung pada Raja yang tidak peduli pada nasib mereka. Perlahan, mereka mulai menemukan jalan keluar melalui usaha dan kebersamaan.

Dengan ketekunan, mereka berhasil meramu obat yang lebih efektif menggunakan pengetahuan mereka sendiri. Rumah Penawar kembali berfungsi dengan bantuan para pemuda dan rakyat yang dilatih oleh Ambere. Obat-obatan yang dihasilkan oleh rakyat itu jauh lebih baik daripada yang disediakan oleh pabrik yang dikelola oleh insinyur yang tidak kompeten.

Raja, meskipun terlambat, akhirnya menyadari kesalahannya. Namun, ia juga melihat bahwa rakyat Liamata telah belajar untuk mandiri dan tidak lagi bergantung pada pemerintah yang gagal. Perubahan itu datang dari dalam diri mereka sendiri.

 @final@


Senin, Desember 09, 2024

Cahaya dalam Gelap: Persembahan untuk Ibu Sherly Tjoanda

 

                                                       Karya: Martins S.((+67077866666)

Ibu Sherly, di tengah duka yang dalam,
Kepergian datang, merobek hati yang tenang,
Namun dalam jiwa yang tak tergoyahkan,
Semangatmu bangkit, menuntun langkah.

Seperti badai yang datang dengan hebat,
Engkau berdiri tegak, tidak goyah,
Menghadapi gelombang kehidupan,
Dengan keberanian yang tak terhitung.

Tanpa petunjuk, tanpa arah yang jelas,
Namun takdir memanggilmu untuk menggantikan,
Kendali itu ada di tanganmu yang kuat,
Mengarungi lautan kehidupan, dengan keyakinan.

Dari Timor Leste, kami melihat dengan kagum,
Kekuatanmu yang tidak pernah rapuh,
Dari duka yang mendalam, engkau bangkit,
Menjadi pemimpin, dengan hati yang besar.

Sherly, engkau adalah cahaya yang terang,
Membuktikan setiap rintangan menumbuhkan kekuatan,
Kami berdiri di sisimu, bersama dalam solidaritas,
Melangkah dengan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Walau jarak dan lautan memisahkan,
Hati kami tetap dekat, selalu bersamamu,
Kami kirimkan doa dan semangat,
Untukmu, pemimpin yang tak pernah menyerah.

Membaca: Kunci Menembus Batas Dunia


(By. Martins S.)

Jangan biarkan pikiranmu terkungkung,
Dalam kebisuan yang membelenggu.
Buka mata, buka hati, buka jiwa,
Dengan membaca, dunia akan terbuka.

Setiap kata adalah jendela dunia,
Setiap buku adalah pintu pengetahuan.
Bacalah, untuk melihat lebih jauh,
Melampaui batas yang terbentang di depan.

Budayakan dirimu dengan membaca,
Seperti akar yang menancap dalam tanah.
Ilmu yang kau dapatkan akan tumbuh,
Menjadi pohon yang kuat, tak mudah rapuh.

Dengan membaca, kau membangun dunia baru,
Setiap halaman adalah langkah menuju pencerahan.
Jangan pernah puas dengan sedikit,
Teruslah mencari, teruslah menggali, teruslah membaca.

Di setiap kata tersembunyi kekuatan,
Di setiap baris tersembunyi kebijaksanaan.
Membaca adalah senjata bagi mereka yang ingin bertumbuh,
Membaca adalah kunci bagi mereka yang ingin maju.

Budayakan dirimu dengan membaca,
Karena dengan itu, kau akan temukan dirimu,
Menjadi pribadi yang lebih bijak,
Menjadi pemimpin yang cerdas dan tak tergoyahkan.

Mari, kaum muda, baca dan teruslah membaca,
Karena di dalam buku, kau akan menemukan dunia.
Buku adalah sahabat terbaik,
Yang akan membimbingmu ke puncak, tanpa batas.

Dengan membaca, kita menembus segala batas,
Menggapai impian yang selama ini terhalang.
Buku adalah kunci yang tak pernah rusak,
Membukakan pintu dunia yang tak pernah padam.

Mulutmu, Harimaumu


(By. Martins.S) 

Di balik bibir yang tampak lembut,
Ada kekuatan yang bisa menusuk.
Kata-kata meluncur tanpa kendali,
Bagai pedang tajam, tak mengenal henti.

Apa arti suara yang menggelegar,
Jika hanya melahirkan dendam yang membakar?
Apa guna janji yang terucap manis,
Jika akhirnya menjadi belati yang sinis?

Harimau itu bersembunyi di balik kata,
Siap menerkam tanpa pernah menyapa.
Sekali terlepas, tak bisa kembali,
Melukai jiwa, meninggalkan sunyi.

Oh, jagalah lidah seperti menjaga bara,
Kecil namun mampu menghancurkan dunia.
Karena mulutmu adalah harimaumu,
Sahabat yang setia, atau musuh yang kejam.

Bicaralah dengan hati, bukan amarah,
Sebab kata adalah cermin dari jiwa yang indah.
Dan ingatlah, harimau yang dijinakkan,
Takkan melukai, hanya memberikan pelajaran.


Tua Boca é Teu Tigre

Por trás dos lábios que parecem suaves,
Há uma força que corta e não sabe.
Palavras voam sem direção,
Como espadas afiadas, sem compaixão.

De que serve o grito que ecoa forte,
Se apenas traz rancor e sorte de morte?
Que valor tem a promessa doce,
Se vira punhal que a alma fere e torce?

O tigre esconde-se atrás do falar,
Pronto a atacar sem avisar.
Uma vez solto, não há retorno,
Fere o coração e deixa o abandono.

Ah, cuida da língua como quem guarda o fogo,
Pequena, mas capaz de destruir o jogo.
Pois tua boca é teu tigre fiel,
Um amigo de luz ou um inimigo cruel.

Fala com alma, não com ira,
Pois as palavras são espelhos que a paz inspira.
Lembra-te, o tigre que sabe ser domado,
Não morderá, mas deixará o aprendizado.

Minggu, Desember 08, 2024

Bagai Membeli Kucing dalam Karung

 




(By Martins,S.)

Tak terlihat wajah, hanya suara terngiang,
Dipilih tanpa saring, diangkat tanpa pandang.
Kucing dalam karung, misteri terselubung,
Hilang logika, hanya nasib menanggung.

Apa yang diharap dari ruang tak terang,
Kala isi karung bisa jadi duri tajam?
Bukan cahaya yang menerangi jalan,
Melainkan kabut yang membingungkan panduan.

Mungkin ia tangkas, mungkin ia lemah,
Namun apa yang pasti, tiada yang tahu arah.
Mengapa memilih tanpa timbangan,
Seperti menggambar tanpa tinta di tangan?

Oh, kiranya hikmah tak sekadar janji,
Pahami setiap isi, jangan asal memberi.
Sebab kucing dalam karung takkan bicara,
Hingga waktu membuka segalanya.

 

Como Comprar Gato por Lebre

Não se vê o rosto, apenas o som ecoa,
Escolhido às cegas, sem medir quem voa.
Gato no saco, mistério a espreitar,
A lógica perdida, só o destino a carregar.

O que esperar de um caminho sem luz,
Quando o saco pode esconder espinhos nus?
Não é a clareza que guia a decisão,
Mas a névoa que confunde a razão.

Talvez seja ágil, talvez incapaz,
Mas a verdade ninguém jamais traz.
Por que escolher sem pesar o certo,
Como desenhar sem tinta por perto?

Ah, que a sabedoria seja mais que promessa,
Entenda o que guarda, não ceda à pressa.
Pois o gato no saco não revelará,
Até que o tempo toda a verdade mostrará.

#final#


Kamis, November 28, 2024

Teriakan Kaum Muda yang Tertidur


(By Martins.S)

Wahai kaum muda, lentera bangsa,
Api yang harusnya menyala, kini padam tertahan.
Jangan biarkan negeri ini terjatuh,
Dari matahari yang bersinar terang, menjadi bulan yang pudar.

Saat matahari terbit, dunia menyeru,
Namun kau masih terlelap, dalam dunia angan.
Saat bulan menerangi malam yang sunyi,
Kau terjaga tanpa arah, membuang waktu yang sejati.

Bagai burung tanpa sarang, terombang-ambing,
Mengandalkan usaha orang tua yang makin lemah.
Ingatlah, ketika akar yang kokoh itu hilang,
Yang tersisa hanyalah penyesalan yang menggigit jari.

Bangkitlah, pewaris harapan yang tersembunyi,
Seperti pohon yang kuat, menembus tanah dengan keyakinan.
Ketika matahari terik, jadilah petani yang bekerja,
Saat bulan datang, jadilah perencana yang bijak.

Hidup ini adalah roda yang terus berputar,
Siapa yang diam, akan tertinggal di bawah.
Jangan biarkan waktu jadi musuh,
Raih kesempatan yang datang, jangan pernah ragu.

Bekerjalah keras, seperti padi yang merunduk,
Berjuanglah, seperti bambu yang tak patah diterpa angin.
Jadilah penerus yang membawa bangsa ini bersinar,
Bukan sekadar cerita, tetapi kemenangan yang nyata.

Wahai kaum muda, jadilah matahari dan bulan yang bersatu,
Jaga mimpi, capailah tujuan yang dituju.
Karena masa depan bukanlah untuk ditunggu,
Tapi untuk diraih, dengan usaha dan keberanian yang mengarah pada kemenangan.

Bumi Lorosae, tanah yang kaya dan berdaulat,
Wahai kaum muda, jangan pernah lupakan jejak yang kau torehkan.
Seribu tahun lagi, teruslah berkiprah dan bercahaya,
Menjadi penerus bangsa yang abadi, sepanjang masa.

Lorosae, tanah yang kukuh dan penuh harapan,
Dengan tanganmu, maju terus, tanpa ragu, tanpa henti,
Karena kalian adalah kekuatan yang tak tergoyahkan,
Menjadi cahaya bangsa, seribu tahun yang akan datang.

Jumat, November 08, 2024

Salam Literacy

 



Salam Literacy(By Martins,S)

Salam untukmu, pejuang kata,

Dengan pena kita buka dunia,

Mencipta makna di setiap kalimat,

Menginspirasi jiwa yang mencari terang.

Menulis adalah jalan yang tak terhenti,

Mengubah dunia lewat setiap kata,

Bersama literasi kita bangun jembatan,

Menuju satu juta peradaban yang lebih cerdas.

Dengan setiap tulisan yang mengalir,

Kita berikan cahaya di kegelapan,

Salam untuk setiap pena yang menari,

Menulis untuk masa depan yang cerah.

Mari menulis, mari berkarya,

Membangun dunia dengan literasi,

Satu kata, satu buku, satu ide,

Menuju peradaban yang lebih baik.

@terimakasih@

Kamis, Oktober 31, 2024

Ler: A Chave para Ultrapassar os Limites do Mundo

 

Por Martins S.

Não permita que sua mente fique aprisionada,
Na quietude que a limita.
Abra os olhos, abra o coração, abra a alma,
Pois ao ler, o mundo se revela.

Cada palavra é uma janela para o mundo,
Cada livro é uma porta para o conhecimento.
Leia, para ver além,
Ultrapassando os limites que se estendem à sua frente.

Cultive em si o hábito da leitura,
Como uma raiz que se firma no solo.
O saber que você adquire vai crescer,
Transformando-se em uma árvore forte, difícil de quebrar.

Ao ler, você constrói um novo mundo,
Cada página é um passo rumo à iluminação.
Nunca se contente com o pouco,
Busque sempre mais, procure, explore, leia.

Em cada palavra há poder oculto,
Em cada linha há sabedoria.
Ler é a arma para quem quer crescer,
Ler é a chave para quem deseja avançar.

Cultive em si o hábito da leitura,
Pois assim você descobrirá a si mesmo,
Tornando-se uma pessoa mais sábia,
E um líder inteligente e imbatível.

Jovens, leiam e sigam lendo,
Pois dentro dos livros, vocês encontrarão o mundo.
O livro é o melhor amigo,
Que os guiará até o topo, sem limites.

Ao ler, ultrapassamos todos os limites,
Alcançamos os sonhos que antes estavam distantes.
O livro é uma chave que nunca se desgasta,
Abrindo portas para um mundo que nunca se apaga.

 @final@

Selasa, Oktober 29, 2024

"Suara yang Dibungkam"

 

 By Martins,S> 

Wahai pemimpin di takhta tinggi,
kau arahkan kami tanpa peduli,
suara kami lenyap di balik titah,
tunduk, diam, terpaksa pasrah.

Di ruang-ruang putih penuh perjuangan,
kami berdiri demi kehidupan,
namun kau hitung kami seperti bilangan,
tanpa rasa, tanpa penghormatan.

Kami adalah hati yang berdetak,
tangan yang mengusap luka yang retak.
Tapi di matamu kami hanya alat,
dipaksa bekerja, meski semangat patah.

Negeri ini, tempat kami berpijak,
kini memaksa kami untuk tak bersuara,
hak kami kau tekan tanpa arah,
seakan dedikasi ini tiada bermakna.

Namun, ingatlah wahai pemimpin besar,
kami bukan hanya pelayan negara,
kami adalah manusia yang berkarya,
membawa harapan bagi yang terluka.

Jangan bungkam suara keadilan,
dengarkan jeritan di balik pengabdian,
sebab jika kau terus abaikan,
kesehatan negeri ini akan kehilangan harapan.

    "Final< TLS" 

Senin, Oktober 28, 2024

"La Voz Silenciada"

 

           

 By Martins,S. 

Oh líder en tu trono tan alto,
nos guías sin mostrar preocupación,
nuestra voz se pierde entre tus decretos,
forzada a callar, aunque inquietos.

En los espacios blancos de nuestra lucha,
estamos aquí, salvando vidas a cada instante,
pero para ti somos solo números contados,
sin alma, sin valor en tus resultados.

Somos el corazón que late fuerte,
las manos que curan el dolor y la suerte.
Pero a tus ojos, somos solo herramientas,
obligados a servir, aunque nuestras almas estén rotas.

Esta nación, nuestra tierra que amamos,
ahora nos obliga a mantenernos en silencio.
Derechos sofocados, sin dirección,
como si nuestra dedicación fuera una ilusión.

Recuerda, oh gran líder de esta nación,
no somos solo servidores de la patria en acción.
Somos humanos, portadores de esperanza,
curando heridas, dando confianza.

No silencies la voz de la justicia,
escucha el grito detrás del sacrificio.
Porque si nos ignoras sin dudar,
la salud de este país perderá su salvación.

&Final&TLS&

 

 

Kamis, Oktober 10, 2024

"Karena Kami Dipilih"

 

Martins,S.

Ini karena menang, katanya,
Kesempatan di tangan, terhormat, katanya,
Biarkanlah, satu demi satu aturan hancur,
Dibengkalai, dibuang,
Selama kami menikmati, tak apa,
Asalkan kami dipilih oleh rakyat.

Kami menggunakan kekuatan,
Karena hasil election,
Kami yang dipilih, kami yang berkuasa,
Undang-undang? Biarlah jadi boneka,
Bisa diatur, bisa direview,
Agar aman dalam kendali kami.

Kesempatan datang, dan mereka diam,
Tak perlu ditanya, tak perlu dijawab,
Asalkan kami yang duduk,
Di kursi yang gemilang,
Di atas janji-janji yang dilupakan.

Suara rakyat, lantang saat dibutuhkan,
Tapi kini sunyi, tak terdengar,
Kami yang memegang kendali,
Dan aturan tunduk, merunduk,
Di bawah kekuatan kami yang kokoh.

Aturan tak lagi jadi batas,
Hanya bayang-bayang masa lalu,
Di depan, ambisi jadi raja,
Sedang rakyat? Biarlah menunggu.

Raja di tahta tak butuh pertanyaan,
Hanya patuh pada keinginan,
Undang-undang ditulis ulang,
Bukan demi rakyat, tapi demi perlindungan,
Agar kami tetap aman, tetap berkuasa.

Apakah ini yang kau pilih?
Rakyat yang terpinggir,
Aturan yang terjepit,
Kesempatan yang tak adil,
Karena kami dipilih—
Atau hanya dipaksa mengerti tanpa kata?

Kau bicara tentang keadilan?
Kami bicara tentang kuasa,
Bukan lagi suara rakyat,
Tapi suara kami yang menentukan arah.

Biar tajam sindiran ini,
Menggores batin, mengguncang nurani,
Merenunglah, wahai pembaca,
Ini bukan tentang kami,
Tapi tentang janji yang tak pernah kembali.

Begitulah caranya,
Agar kami tetap berkuasa,
Sampai semuanya tunduk,
Sampai segalanya diam.

Di balik layar, kami menyusun rencana,
Mengatur langkah, menguasai panggung,
Janji-janji masa lalu tinggal kenangan,
Yang penting kami terus berdiri,
Dan kekuatan tetap di genggaman.

Tak ada lagi ruang untuk bertanya,
Kami sudah tahu jawabannya,
Yang kau harapkan tak lagi penting,
Hanya kami yang berhak berkata,
Hanya kami yang memegang kendali.

Rakyat? Biarkan mereka menunggu,
Berharap di sela retakan janji,
Karena kami yang dipilih,
Kami yang menulis ulang sejarah ini.

Undang-undang adalah alat,
Untuk meneguhkan kuasa yang mutlak,
Kami raja, tak perlu kau pertanyakan,
Asalkan kami tetap aman,
Tak ada yang perlu dihiraukan.

Apa yang kau inginkan,
Apa yang kau pikirkan,
Tak lagi berarti di hadapan kekuasaan,
Karena kini semua berada dalam genggaman kami,
Dan kau? Biarkan mengikuti,
Jejak yang telah kami tentukan.

Merenunglah, wahai rakyat,
Ini bukan tentang kalian lagi,
Ini tentang bagaimana kami bertahan,
Dan menjaga tahta ini tetap tinggi,
Karena kami dipilih,
Dan kami takkan melepaskan kendali ini.

Kami dipilih olehmu, wahai rakyat,
Tapi kini, kami memilih nasibmu.
Undang-undang? Kami yang tulis.
Aturan? Kami yang ubah.
Karena kekuasaan ada di tangan kami,
Dan kalian?
Cukup menunggu di bayang-bayang janji yang tak pernah ditepati.

Selamat datang di kerajaan kami,
Di mana aturan tunduk,
Dan keadilan hanya kata yang hilang di udara.
Karena kami dipilih—
Untuk berkuasa.

Rabu, Oktober 09, 2024

Lentera Tanpa Sinar

By; Martins.S.

Di atas kursi muda kau berdiri gagah,
Namun bijakmu hilang di sudut lengah,
Mentari pengalaman di pundak yang renta,
Tapi kau lupakan cahayanya, entah mengapa.

Berbaju kuasa, namun rasa terselip,
Kau goreskan dendam di dalam senyap,
Dalam tawa halus tersirat kepalsuan,
Politikmu menari, tak kenal tujuan.

Langkahmu berat, dibebani ego,
Di mata yang lebih tua, kau lupa bersua,
Ada kearifan yang tak terucap kata,
Namun kau, oh pemuda, tak peduli maknanya.

Di mana sinar kebijaksanaan itu?
Mengapa kau tutup telingamu begitu?
Yang seharusnya memimpin dengan hati terang,
Malah kau buat bayang hitam di siang.

Lentera di tanganmu, namun sinar tak tampak,
Jalani kekuasaan dengan dendam yang pekat,
Tidakkah kau sadar, pemimpin sejati,
Adalah yang merangkul, bukan menebar iri?

Sindiran dalam diam, tapi terasa dalam
Tersurat halus, namun maksud tak hilang,
Semoga kau dengar, walau tak diucap,
Kepemimpinan sejati tak hidup dalam senyap.

Senin, September 30, 2024

"Di Balik Senyap Dendam"

By: Martins.S.

Engkau, yang di kejauhan sana,
Tatapan matamu tajam bak pisau sembilu,
Mengabaikan arah angin yang berbisik lembut,
Menantang luka-luka sunyi yang bersemayam,
Menggendong dendam yang tak pernah padam,
Menopang harapan yang hampir sirna, demi esok yang kau impikan.

Kau peluk angan tentang masa depan yang indah,
Tanah subur yang menanti benih untuk bertunas,
Sayur mayur yang tumbuh menjulang di bawah mentari ramah,
Kau gendong harapan untuk anak cucu tercinta,
Namun di balik indahnya impian itu, tersembunyi amarah yang menyala.

Kau bak perahu di samudra murka,
Tak tahu bagaimana aku berlayar di bawah badai,
Menggapai masa depan yang gemilang dan penuh cahaya,
Kudaki bukit harapan dengan nafas yang hampir putus,
Namun kau, dengan lembut, menutup tirai semua jalanku,
Dengan senyummu yang tenang, menutup pintu-pintu harapan.

Marahmu tak pernah kau nyatakan,
Namun setiap langkahku, kau jerat dengan seutas tali tak terlihat,
Aku berusaha, dengan segala tenaga,
Demi kehidupan yang lebih indah dan sempurna,
Namun kau, seperti angin malam yang dingin,
Menyapu harapanku tanpa suara, meninggalkan sunyi yang tak terhingga.

&final&

Cuitan Nurani di Padang Gurun

 




By. Martins. S.

Cuitan hati bak api dendam yang membara,
Dari seorang Pimpinan di lembah tanpa jiwa,
Di padang gurun nan tandus penuh luka,
Berbagai cara dia rancang dalam diam,
Agar puas melihat stafnya tenggelam.

Walau karyawannya berkeringat lelah,
Memikul beban tugas sang Raja dengan sepenuh hati,
Berjuang mencegah kanker menjarah,
Namun Pimpinan, hatimu tetap sepi.

Ingatlah, wahai pemimpin di singgasana,
Kau dan aku hanyalah roda yang terus berputar,
Hari ini kau di atas, esok mungkin terjatuh jua,
Sebab keadilan waktu tak pernah pudar.

Cuitan ini bukan hanya sekadar kata,
Tapi seruan dari nurani yang terluka.
Seandainya kau mampu melihat lebih dalam,
Di sana, hanya ada kepedihan yang diam.

*Final*

Jumat, September 13, 2024

Kebenaran di Tengah Kepalsuan



Martins,S

Di atas meja-meja birokrasi yang gelap,
Lembar-lembar administrasi penuh kesalahan,
Ada tangan-tangan licik menuliskan petaka,
Menutup kebenaran dengan tirai dusta dan kebohongan.

Namun di tengah dusta yang merajalela tanpa malu,
Kebenaran mengintip dalam senyap yang merindu,
Suara jujur yang berani menantang keburukan,
Meskipun kritikan itu berbalik menjadi pedang.

Mengapa takut pada kritik yang benar?
Apakah karena nurani telah pudar?
Mengapa singkirkan mereka yang jujur?
Apakah takut kursimu tak lagi tegak berdiri?

Di balik keputusan mutasi yang keji,
Ada dendam yang disembunyikan dalam diam,
Kau pikir bisa bungkamkan suara hati,
Namun kebenaran akan kembali menggema, menuntut keadilan.

Dunia berputar tak selamanya setia,
Yang benar akan tetap bersinar nyata,
Meski angin fitnah datang menggoda,
Kebenaran akan tetap berdiri tanpa cela.

Etika publik kau injak-injak dengan hina,
Kau pikir sistem ini milikmu semata,
Tapi ingatlah, dustamu hanya sementara,
Kebenaran akan terus mencari jalannya.

Jadi teruskanlah menari di atas panggung tipu daya,
Namun satu hal yang pasti:
Kebenaran takkan pernah mati,
Ia akan bangkit, meski harus melewati jalan sunyi.

@Final@

Senin, September 09, 2024

Bem-vindo, Santo Padre Francisco,


By : Martins,S.

À Terra Sagrada de Tasitolu, lugar pleno de significado,

Dili se alegra, recebendo sua chegada ilustre.
Santo Padre, Papa Francisco, você vem com bênçãos,
Regando esta terra com amor e esperança que nunca se esgota.

Somos majoritariamente católicos, mas nossa fé às vezes parece fraca,
Distantes de Ti, em momentos de dúvida e carência.
No entanto, sua presença, Santo Padre Francisco,
É a prova do amor de Jesus Cristo que é real.

Tasitolu, testemunha silenciosa de uma história grandiosa,
Onde oração e fé se entrelaçam, sem cessar.
A lembrança de São João Paulo II ainda vive em nossos corações,
Quando ele veio, trazendo paz e esperança sagrada.

Agora você segue o caminho ilustre,
Continuando a trilha de amor e esperança ardente.
Sua presença é um presente para esta terra,
Onde todas as orações e sonhos se encontram em harmonia.

Hoje, 09/09/2024, celebramos sua chegada,
Lembrando 12/10/1989, a visita do seu antecessor, repleta de graça,
Que chegou trazendo luz nos momentos de sentimento profundo.
Como uma estrela que ilumina a noite escura,
Ele deixou um legado eterno em nossos corações.

Você chega trazendo luz e orientação,
Fortalecendo nossa fé com amor e sabedoria.
Rezamos para que sua presença seja um reforço,
Elevando nossa fé que às vezes vacila.

Somos sal da terra, temperando o sabor e o sentido,
E luz para os fracos e para os semelhantes,
Em cada passo e oração, somos testemunhas,
Para espalhar amor e justiça entre nós.

Com humildade, agradecemos por sua presença,
No meio das dificuldades, encontramos força no seu amor.
Sua chegada nos enche de orgulho sobre nosso comportamento,
Às vezes somos fracos, inconscientes, mas você envia a pomba branca,
Símbolo do amor que reanima a esperança e a fé.

Agradecemos profundamente a sua visita a Timor-Leste,
E queremos expressar nossa gratidão sincera,
Pelo seu carinho e por estar conosco.
Que a vossa fé seja a vossa cultura,
Pois o verdadeiro valor reside na união dos corações e na vivência de nossa fé.

Bem-vindo a Dili, aos nossos corações abertos,
Com profunda gratidão e amor, recebemos você, Santo Padre.
Você é o sal que fortalece,
E a luz que guia na escuridão,
Sua presença nos lembra da missão sublime,
De ser uma bênção para o mundo e para o próximo.

£Fim£

Di Depan dan Belakang